TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Selatan dan Korea Utara mulai memulihkkan semua saluran komunikasi ( hotline) kedua negara, mulai Selasa (27/7).
Kantor Kepresidengan Korsel (Blue House) dan Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan bahwa semua saluran komunikasi antar-Korea dibuka kembali Selasa ini pukul 10.00 waktu setempat.
Tindakan ini merupakan kesepakatan antara para pemimpin dan sebagai awal dari membangun kembali kepercayaan dan meningkatkan hubungan kedua negara.
Sekretaris Pers Moon, Park Soo-hyun menyebutkan, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah berkomunikasi melalui surat sejak April dan sepakat untuk menyambungkan kembali hotline.
"Kedua pemimpin telah mencari cara untuk memulihkan hubungan dengan bertukar surat pada beberapa kesempatan, dan sepakat untuk memulihkan hotline terputus sebagai langkah pertama untuk proses itu," kata Park dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Kim Jong Un Ungkap Korut Perlu Bersiap Gelar Dialog dan Konfrontasi dengan AS
Baca juga: Rakyat Korut Dilaporkan Kelaparan Gara-gara Aturan Ketat Covid di Negara Itu
"Mereka juga sepakat untuk mendapatkan kembali kepercayaan sesegera mungkin dan mendorong kemajuan dalam hubungan lagi,” katanya.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan, perwakilan dari kedua belah pihak berbicara melalui telepon selama tiga menit.
Kementerian menambahkan bahwa panggilan lain akan dilakukan pada Selasa sore, dan selanjutnya setiap hari.
"Kami senang untuk berbicara lagi setelah lebih dari satu tahun. Kami berharap ini membawa kabar baik kepada semua orang Korea," kata perwakilan Korea Selatan.
Hubungan antara kedua negara membaik pada tahun 2018, ketika Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu tiga kali.
Baca juga: Korut Larang Penggunaan Obat dari China Setelah Ada Pejabatnya yang Meninggal Dunia
Baca juga: Presiden Moon: Penembakan Warga Sipil Korsel oleh Tentara Korut Tak Dapat Ditoleransi
Tapi hubungan dengan cepat memburuk menyusul gagalnya pertemuan puncak antara Kim dan Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang dimediasi oleh Moon, pada Februari 2019.
Ketegangan kemudian memburuk, didorong oleh kelompok pembelot di Selatan yang mengirimkan propaganda melintasi perbatasan.
Hal ini akhirnya menyebabkan Korea Utara memutuskan semua hubungan komunikasi militer dan politik, termasuk hotline antara para pemimpin mereka pada Juni 2020.
Moon telah menyerukan pemulihan perundingan dan hotline, dengan harapan agar Presiden AS saat ini, Joe Biden, akan memulai kembali perundingan untuk menghentikan program nuklir Korea Utara.
Pengumuman pembukaan hotline itu muncul saat kedua Korea menandai peringatan ke-68 gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950 hingga 1953.
Baca juga: Angkatan Darat AS Klaim KorUt Miliki 60 Bom Nuklir hingga 5000 Ton Persedian 20 Jenis Senjata Kimia
Baca juga: Korea Selatan Jatuh ke Jurang Resesi, Ekonomi Korut Justru Tumbuh Positif
Kim memberikan penghormatan kepada tentara yang gugur dan mengirim hadiah kepada veteran yang masih hidup, menurut KCNA.
Kedua Korea secara teknis tetap berperang karena perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai. (Tribunnews.com/TST/CNA/BBC/Hasanah Samhudi)