TRIBUNNEWS.COM – Seorang bocah lelaki Palestina tewas setelah mengalami luka di bagian dada akibat tembakan tentara Israel (IDF) di Tepi Barat yang diduduki telah meninggal.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, bocah tersebut diidentifikasi sebagai Mohammed al-Alami, berusia 12 tahun.
“Ia meninggal di Kota Beit Omar, barat laut Hebron, setelah ditembak di bagian dada saat bepergian dengan mobil bersama ayahnya,” sebut kementerian dalam pernyataannya, Rabu (28/7).
Mengutip Al Jazeera, Nasri Sabarneh, walikota kota tersebut, mengatakan, sang ayah sedang mengemudi dengan putra dan putrinya ketika Mohammed memintanya untuk berhenti di sebuah toko untuk membeli sesuatu.
Walikota mengatakan, ayahnya memutar balik dan pasukan Israel yang berada di sekitar lokasi mulai berteriak padanya untuk berhenti.
Baca juga: Pasukan Israel Tembak Warga Palestina Sepulang Kerja di Tepi Barat yang Diduduki, Ini Dalih Israel
Baca juga: Remaja Palestina Tewas Usai Ditembak Tentara Israel saat Protes atas Permukiman Ilegal di Tepi Barat
Seorang tentara kemudian melepaskan tembakan ke arah kendaraan itu, sehingga menembak mati bocah itu di bagian dada.
Sabarneh mengatakan dia mengenal keluarga itu, yang tinggal di kota, dan ia telah berbicara dengan ayahnya. “Ayah dan putrinya tidak terluka,” katanya.
Militer Israel mengakui telah melepaskan tembakan di daerah itu.
Mereka mengatakan tentara mengejar tersangka di dalam kendaraan yang mencoba mengubur mayat bayi yang baru lahir di dekat sebuah pos militer.
Dilansir dari The Times of Israel, tentara Israel mengatakan, sekelompok tentara di dekat Beit Ummar melihat beberapa orang Palestina menggali di dekat sebuah pos militer di dekat pintu masuk kota sebelum meninggalkan tempat kejadian dengan sebuah mobil.
Baca juga: Pasukan Israel Tembaki Pengunjuk Rasa Palestina di Tepi Barat, Ratusan Orang Terluka
Baca juga: AS Menyita 36 Situs Berita Terkait Palestina dan Iran dengan Dalih Disinformasi
“Ketika tentara mendekati lokasi, mereka menemukan mayat bayi berumur sehari di dalam kantong plastic,” katanya.
Beberapa saat kemudian, tentara melihat mobil serupa dan mereka yakin bahwa itu adalah orang-orang Palestina yang baru saja mengubur bayi.
“Para prajurit memprakarsai prosedur penangkapan tersangka, yang mencakup panggilan (ke arah mereka) dan menembak ke udara. Ketika kendaraan tidak berhenti, salah satu tentara menembaki roda kendaraan untuk menghentikannya,” kata juru bicara IDF.
Tentara Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan bahwa seorang anak Palestina tewas dalam penembakan itu. Polisi Militer Israel telah melakukan investigasi atas insiden ini.
Mohammed adalah pemuda Palestina kedua yang meninggal karena luka-luka yang diderita akibat tembakan Israel dalam beberapa hari.
Baca juga: Mantan Komisaris Tinggi HAM PBB Selidiki Pelanggaran dalam konflik Israel dan Palestina
Baca juga: Indonesia Desak Negara Non Blok Cari Solusi Permanen untuk Palestina
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Mohammed Munir al-Tamimi (17) meninggal hari Sabtu lalu akibat luka tembak yang dideritanya. Al-Tamimi meninggal di rumah sakit, sehari setelah kekerasan di desa Beita.
Ratusan warga Palestina telah berkumpul pada Jumat sore di Beita, sebuah titik panas dalam beberapa bulan terakhir, untuk memprotes pemukiman liar di Evyatar, yang terletak di dekatnya.
Bulan Sabit Merah menyebutkan, bentrokan itu terjadi antara warga Palestina melawan tentara Israel yang mengakibatkan 320 warga Palestina terluka.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, warga Palestina Shadi Omar Lotfi Salim (41) ditembak mati di dekat pos terdepan Israel di Evyatar, saat ia pulang kerja.
Wakil Wali Kota Beita, Mussa Hamayel, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tentara Israel membunuh pria itu saat memasuki desa sekembalinya dari bekerja.
Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza Balas Serangan Balon Api dari Palestina
Baca juga: Mahasiswi Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Yerusalem, Pihak Militer Klaim Diserang
“Dia dibunuh dengan darah dingin,” kata Wakil Wali Kota.
Ia menambahkan, padahal tidak ada unjuk rasa di daerah itu pada Selasa malam.
Lokasi tersebut kerap menjadi tempat konfrontasi antara pengunjuk rasa dan pasukan Israel dalam beberapa minggu ini.
Kantor berita lokal Palestina Maan mengutip sumber keamanan yang mengatakan, Salim tewas dalam penyergapan yang dilakukan tentara Israel di persimpangan desa.
Salim selama ini bekerja sebagai tenaga teknik air di kotamadya desa.
Baca juga: Si Kembar Penentang Pengusiran Palestina di Sheikh Jarrah: Dibebaskan Israel
Ia menjadi orang ketujuh Palestina yang terbunuh sejak protes dimulai di Beita terhadap pemukiman ilegal yang didirikan di tanah desa pada Maret lalu.
Tentara Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa saat bertugas rutin tentara melihat seorang tersangka Palestina di daerah, selatan Nablus.
“Ketika orang Palestina itu mulai maju dengan cepat menuju pasukan dengan benda mencurigakan yang diidentifikasi sebagai batang besi di tangannya, pasukan bergerak untuk menghentikan tersangka mengikuti prosedur standar, termasuk dengan menembakkan tembakan peringatan ke udara,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
“Ketika tersangka terus maju, komandan pasukan menembak ke arah tersangka. Insiden itu akan diselidiki," katanya, seperti dilansir dari Aljazeera.
Menurut laporan berbahasa Arab, Lutfi sedang berdiri di pintu masuk kota ketika dia ditembak saat berada di pos pemeriksaan terbang yang diawaki oleh tentara Israel. (Tribunnews.com/Aljazeera/TheTimesofIsrael/Hasanah Samhudi)