Namun belum diketahui apakah sudah ada dakwaan terhadap Civil. Ia akan bergabung dengan lebih dari 12 tersangka yang sudah lebih dulu ditangkap polisi.
Komisaris Port-au-Prince Bed-Ford Claude telah memerintahkan otoritas imigrasi untuk melarang empat petugas polisi yang bertanggung jawab atas keamanan Moise meninggalkan negara itu.
Hari Senin (26/7) lalu, polisi mengeluarkan surat perintah untuk Wendelle Coq Thelot, seorang hakim pengadilan tertinggi di negara yang dipecat Moise.
Rincian pembunuhan masih belum jelas, tetapi Perdana Menteri Ariel Henry yang baru dilantik telah berjanji untuk membawa pembunuh Moise ke pengadilan.
Polisi juga telah menangkap sekitar 20 warga negara Kolombia sebagai bagian dari plot yang mereka katakan diorganisir oleh sekelompok orang Haiti yang memiliki hubungan asing.
Baca juga: Pentagon Akui Pernah Latih Warga Kolombia Pembunuh Presiden Haiti
Dini Hari
Seperti diberitakan, Plt Perdana Menteri Claude Josep mengatakan Rabu (7/7) bahwa Presiden Haiti Jovenel Moise (53) tewas ditembak di kediaman pribadinya.
Pihak kediaman presiden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 01:00 dini hari waktu setempat. Ibu negara Martine Moise juga terluka dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Plt PM Claude Joseph yang sekarang memimpin negara itu, menyatakan keadaan pengepungan di Haiti dan menutup bandara internasional Port au Prince.
Pembunuhan dilakukan oleh kelompok komando yang "terkoordinasi dengan baik" dengan "elemen asing," lapor kantor berita AFP, mengutip Plt Perdana Menteri Joseph, saat itu.
"Presiden dibunuh di rumahnya oleh orang asing yang berbicara bahasa Inggris dan Spanyol," kata Joseph kepada AFP.
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh di Rumahnya, Situasi Negara Bergejolak
Dia menyebut pembunuhan itu sebagai "tindakan penuh kebencian, tidak manusiawi, dan barbar," dan menambahkan bahwa para pembunuh menggunakan "senjata kaliber tinggi."
Sebuah video bersumber dari pemerintah menunjukkan bahwa orang-orang bersenjata itu masuk ke rumah Moise dan mengaku sebagai agen Administasi Penegakan Narkoba AS (US Drug Enforcement Administration/DEA).
Namun, Duta Besar Haiti untuk AS Bocchit Edmond membantah bahwa "tidak mungkin mereka adalah agen DEA," dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters.