News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Tingkat Vaksinasi Mendekati 70%, Singapura akan Longgarkan Pembatasan Covid-19

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

File foto ini diambil pada 23 Juni 2021 menunjukkan orang-orang berjalan di sekitar pusaran hujan di Jewel Changi Airport di Singapura. Singapura akan mencabut beberapa pembatasan Covid-19 dan melonggarkan pembatasan masuk bagi pekerja asing mulai minggu depan

TRIBUNNEWS.COM - Singapura akan mencabut beberapa pembatasan Covid-19 dan melonggarkan pembatasan masuk bagi pekerja asing mulai minggu depan, ujar Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, Jumat (6/8/2021).

Dilansir Reuters, keputusan itu diambil karena setelah penduduk yang sudah divaksinasi penuh terhadap virus corona mendekati 70%.

Orang yang sudah divaksinasi penuh diperbolehkan makan di restoran dalam kelompok maksimal 5 orang mulai 10 Agustus.

Sedangkan batas jumlah orang yang diizinkan untuk berkumpul secara sosial akan meningkat dari dua menjadi lima.

"Kami yakin bahwa pada Hari Nasional (9 Agustus), warga kita yang divaksinasi penuh akan lebih dari 70%," kata Ong dalam konferensi pers.

Baca juga: Cara Eko Patrio Ekpresikan Rasa Rindu Pada Anak yang Sekolah di Singapura, Menangis Sambil Makan

Baca juga: Di Singapura Banyak yang Frustrasi, Putus Asa dan Lelah Hadapi Aturan Pembatasan Lebih Ketat

Pekerja kantor berjalan keluar saat istirahat makan siang di kawasan bisnis keuangan Raffles Place di Singapura pada 5 Agustus 2021. (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Singapura bergerak cepat untuk memvaksinasi 5,7 juta penduduknya dan merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.

"Ketika setidaknya 80% dari populasi kita telah menerima vaksinasi lengkap, kita akan dapat mengambil langkah selanjutnya untuk membuka ekonomi, kegiatan sosial, dan perjalanan," ujar kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah mengatakan satu langkah seperti itu bisa menjadi perjalanan bebas karantina untuk orang yang divaksinasi penuh pada bulan September, ketika tingkat vaksinasi di Singapura diharapkan mencapai 80%.

Singapura secara resmi hanya menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk Covid-19.

Tetapi kementerian kesehatan mengatakan orang-orang yang mendapatkan vaksin dari merek lain yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia juga akan dianggap telah divaksinasi sepenuhnya.

Vaksin tersebut termasuk vaksin Sinovac-CoronaVac, yang sebelumnya dikatakan pemerintah membawa risiko infeksi yang signifikan.

Selain melonggarkan pembatasan, pemerintah Singapura juga akan melanjutkan persetujuan masuk bagi pemegang visa kerja yang telah divaksinasi mulai 10 Agustus, kata kementerian kesehatan.

Sebelumnya, banyak pekerja asing Singapura yang tidak dapat masuk kembali ke negara kota tersebut karena pembatasan yang diberlakukan sejak tahun lalu.

Di Singapura, Orang yang Alergi Vaksin mRNA Bisa Pilih Vaksin Sinovac untuk Dosis Lanjutan

Menteri Senior untuk Kesehatan Negara Singapura Dr Janil Puthucheary mengatakan pada hari Senin (2/8/2021) bahwa warga yang mengalami reaksi alergi setelah menerima dosis pertama vaksin virus corona atau Covid-19 yang menggunakan platform messenger RNA (mRNA), diizinkan untuk memakai Sinovac untuk dosis selanjutnya.

Ia menegaskan orang yang menerima vaksin melalui cara seperti itu akan dianggap telah divaksinasi secara lengkap.

"Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura telah menetapkan program kesehatan masyarakat bagi orang-orang ini untuk divaksinasi di klinik rumah sakit umum untuk pemantauan lebih dekat, melihat adanya reaksi alergi yang mereka derita sebelumnya," kata Dr Puthucheary.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (2/8/2021), vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang disetujui untuk digunakan dalam program nasional negara itu merupakan merek vaksin asal Amerika Serikat (AS) yang menggunakan teknologi mRNA.

Platform ini mengajarkan sel untuk membuat protein yang memicu respons imun di dalam tubuh kita.

Pfizer dan Moderna tentu saja berbeda dengan vaksin Sinovac, yang dikenal sebagai CoronaVac.

Karena Sinovac menggunakan partikel virus corona yang tidak reaktif dan telah dimatikan untuk merangsang perlindungan antibodi tubuh.

Vaksin Sinovac saat ini diizinkan untuk diberikan di Singapura di bawah rute akses khusus, setelah disetujui penggunaan daruratnya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lalu bagaimana jika ada orang yang mengalami reaksi alergi terhadap dosis pertama vaksin mereka?

Dr Puthucheary mengatakan pada Senin malam bahwa mereka yang telah menerima satu dosis vaksin mRNA, namun secara medis tidak dapat menerima vaksin yang sama pada dosis kedua karena reaksi alergi, dapat memilih untuk menunggu vaksin non-mRNA.

Jika mereka yang mengalami alergi ini mau menerima vaksin Sinovac di bawah rute akses khusus, mereka dapat melakukannya melalui program khusus.

Program ini diinisiasi pada awal Juli lalu yang difokuskan pada mereka yang mengalami alergi pada dosis pertama, agar bisa divaksinasi di rumah sakit umum untuk pemantauan lebih dekat dari setiap efek samping yang dialaminya.

Hal ini sesuai pertimbangan terkait reaksi alergi yang terjadi sebelumnya dan kurangnya data tentang profil keamanan bagi mereka yang menerima vaksin Sinovac setelah satu dosis vaksin mRNA.

"Orang-orang ini akan menerima dua dosis vaksin Sinovac, jadi total tiga dosis," kata Depkes Singapura.

Perlu diketahui, pada 28 Juli lalu, lembaga ini telah menghubungi sekitar 5.000 orang yang mengalami reaksi alergi itu.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 2.000 diantaranya telah menunjukkan minat mereka terkait program ini.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Fitri Wulandari)

Berita lainnya dari Singapura

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini