News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Bentrokan Hebat di Kunduz, Taliban Rebut Tiga Ibu Kota Provinsi Afghanistan Dalam Sehari

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga terdampar menunggu pembukaan kembali penyeberangan perbatasan yang ditutup oleh pihak berwenang, di Chaman pada Sabtu (7/8/2021), setelah Taliban menguasai kota perbatasan Afghanistan dalam serangan cepat di seluruh negeri.

TRIBUNNEWS.COM –  Taliban menggencarkan aksinya dengan merebut tiga ibu kota provinsi di Afghanistan dalam satu hari pada Minggu (8/8/2021), termasuk pusat komersial strategis utama Kunduz.

Kelompok ini telah merebut lima ibu kota provinsi di Afghanistan sejak Jumat, dalam serangan kilat yang tampaknya membuat pasukan pemerintah kewalahan.

Sejumlah pejabat dan Taliban mengkonfirmasikan jatuhnya Kunduz, Sar-e-Pol, dan Taloqan di utara jatuh dalam beberapa jam hari Minggu.

Sebuah pernyataan Taliban pada hari Minggu lalu mengatakan mereka telah merebut markas polisi, kompleks gubernur, dan penjara di kota strategis timur laut Kunduz.

Sumber dan jurnalis lokal di Kunduz mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa pejuang Taliban ada di ibu kota.

Baca juga: Pertempuran Jalanan Berkecamuk di Laskhar Gah, AS dan Inggris Tuduh Taliban Bantai Warga Sipil

Baca juga: Warga Afganistan Berbondong Bikin Paspor untuk Menyelamatkan Diri dari Taliban

“Bentrokan hebat dimulai kemarin sore, semua markas pemerintah dikendalikan Taliban, hanya pangkalan militer dan bandara yang dikendalikan ANDSF  (pasukan keamanan Afghanistan),” ujar  Amrudddin Wali, anggota majelis provinsi Kunduz.

Pejabat kesehatan di Kunduz mengatakan 14 mayat, termasuk wanita dan anak-anak, dan lebih dari 30 orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit.

“Kami tidak tahu apa yang terjadi di luar karena semua upaya dan perhatian kami tertuju pada pasien yang datang,” kata seorang dokter kepada Al Jazeera dari rumah sakit Kunduz.

Seorang warga Kunduz mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa warga Kunduz mencoba melarikan diri sebelum kedatangan Taliban, dan masih takut keluar rumah.

“Meskipun pertempuran telah mereda, itu masih terasa seperti kota militer,” kata penduduk itu.

Ia merujuk pada kehadiran pasukan Taliban di bagian-bagian penting kota dan Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan yang melakukan operasi di kota itu.

Baca juga: Kota-kota Besar Afganistan Terancam Direbut Taliban

Baca juga: AS Lakukan Serangan Udara Lawan Taliban dan Janji Dukung Pasukan Afganistan

Kementerian Pertahanan Afghanistan merilis video komando Afghanistan yang mengatakan ANDSF telah melakukan operasi terkoordinasi di provinsi itu selama 24 jam terakhir.

Komando itu mengatakan dalam video itu bahwa Taliban menderita banyak korban dalam operasi ini karena mereka mencoba untuk mengambil titik-titik penting di provinsi itu.

“Anda harus yakin bahwa pasukan Afghanistan bersama Anda,” komando itu memberi tahu warga Kunduz.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Taliban mengatakan para pejuangnya juga telah merebut kota Sar-e-Pol, kota utama provinsi utara Sar-e-Pol.

Mohammad Noor Rahmani, anggota dewan provinsi provinsi Sar-e-Pol, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kelompok itu telah mengambil gedung-gedung pemerintah di ibukota provinsi utara, mengusir pejabat dari kota utama ke pangkalan militer terdekat.

Baca juga: Taliban Tak Mau Monopoli Kekuasaan di Afghanistan, Tapi Ingin Presiden Ashraf Ghani Disingkirkan

Baca juga: Afganistan dan Taliban Terus Lanjutkan Negosiasi hingga Tercapai Kesepakatan

Pada Minggu malam, Taliban mengatakan di Twitter bahwa mereka telah merebut Taloqan, ibu kota provinsi Takhar.

Warga Taloqan Zabihullah Hamidi mengatakan kepada AFP bahwa dia melihat pasukan keamanan dan pejabat meninggalkan kota dengan konvoi kendaraan.

"Kami mundur dari kota sore ini setelah pemerintah gagal mengirim bantuan," kata seorang sumber keamanan kepada AFP.

Pengambilalihan hari Minggu terjadi setelah kelompok itu merebut provinsi Nimruz dan Jawzjan dalam dua hari terakhir.

Kementerian pertahanan mengatakan bahwa pada Sabtu malam, pembom B-52 AS menyerang beberapa sasaran Taliban di Sheberghan.

Baca juga: Taliban Kibarkan Bendera di Area Vital, Kuasai Perbatasan Afghanistan dan Pakistan

Baca juga: Perang Afghanistan berkecamuk lagi, membuat rumah sakit kewalahan merawat korban luka yang terus bertambah

Paling Signifikan

Meskipun Taliban telah mengambil dua ibu kota provinsi sejak Jumat, Kunduz akan menjadi yang paling signifikan jatuh sejak kelompok bersenjata melancarkan serangan pada Mei ketika pasukan asing memulai tahap akhir penarikan mereka dari negara itu.

Kunduz pernah jatuh ke tangan Taliban pada 2015 dan 2016.

Taliban telah menguasai sebagian besar pedesaan Afghanistan sejak meluncurkan serangkaian serangan pada Mei bertepatan dengan dimulainya penarikan.

Pertempuran sengit berlanjut di ibu kota provinsi Kandahar dan Helmand selatan, yang telah coba diambil alih oleh Taliban selama beberapa minggu sekarang.

Pada hari Minggu, seorang anggota dewan provinsi Helmand mengatakan serangan udara pemerintah merusak sebuah klinik kesehatan dan sekolah menengah di ibu kota Lashkar Gah.

Baca juga: Ledakan Dahsyat dan Tembakan Guncang Kabul, Menteri Pertahanan Afghanistan Jadi Incaran

Baca juga: Situasi Keamanan di Afghanistan Memburuk, Ashraf Ghani Salahkan AS karena Buru-buru Tarik Pasukan

Pernyataan kementerian pertahanan juga menegaskan bahwa serangan udara dilakukan di beberapa bagian kota yang menewaskan 54 pejuang Taliban dan melukai 23 lainnya.

Namun tidak disebutkan klinik atau sekolah yang dibom.

Penyelesaian Damai

Ahmad Shuja Jamal, kepala urusan internasional di Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Taliban tidak memiliki kapasitas untuk menahan ibu kota provinsi yang telah direbutnya.

Ia mengatakan, serangan Taliban telah mengorbankan warga sipil yang tadinya hidup damai.

“Sekitar dua pertiga dari korban adalah perempuan dan anak-anak dan itu menunjukkan modus operandi Taliban yaitu bahwa mereka menggunakan rumah-rumah sipil untuk bersembunyi tetapi juga melancarkan serangan dan itu menciptakan korban yang mengerikan bagi warga sipil,” katanya.

Baca juga: 2.500 Warga Afghanistan yang Bantu Militer Asing selama Perang Dievakuasi ke AS

Baca juga: Mantan Agen CIA Menilai Amerika Serikat Sia-sia Dalam Perang di Afghanistan dan Irak

Sebaliknya, Suhail Shaheen, juru bicara media internasional untuk Taliban, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok itu menginginkan perdamaian tetapi agresi pemerintah berarti mereka harus berjuang.

"Tapi tetap saja, kebijakan kami adalah untuk penyelesaian masalah Afghanistan yang dinegosiasikan,” katanya.

Pada hari Sabtu, kedutaan AS mengeluarkan pernyataan yang mengutuk masuknya Taliban ke pusat-pusat provinsi di selatan dan utara.

“Kami mengutuk serangan kekerasan baru Taliban terhadap kota-kota Afghanistan. Ini termasuk merebut Zaranj, ibu kota provinsi Nimroz Afghanistan secara tidak sah, serangan terhadap Sheberghan, ibu kota provinsi Jowzjan kemarin dan hari ini, dan upaya berkelanjutan untuk mengambil alih Lashkar Gah di Helmand dan ibu kota provinsi di tempat lain,” bunyi pernyataan itu. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini