Gangguan iklim tersebut tidak termasuk gelombang panas yang mematikan, badai raksasa dan cuaca ekstrem lainnya yang kini sedang terjadi dan kemungkinan akan berubah menjadi lebih parah.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB António Guterres pun menggambarkan laporan itu sebagai 'kode merah untuk kemanusiaan'.
Ia mendesak diakhirinya penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya yang sangat berpolusi.
"Lonceng alarm sangat kencang di telinga kita, laporan ini seharusnya membunyikan 'lonceng kematian' untuk batu bara dan bahan bakar fosil sebelum mereka menghancurkan planet kita ini," kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
Laporan IPCC ini muncul hanya tiga bulan sebelum dimulainya konferensi iklim utama PBB yang dikenal sebagai COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Dalam COP26 itu, negara-negara akan berada di bawah tekanan untuk menandatangani perjanjian aksi iklim yang jauh lebih ambisius.