TRIBUNNEWS.COM - Polisi Jerman menangkap seorang warga negara Inggris yang bekerja di Kedutaan Besar Inggris di Berlin, Jerman, karena dicurigai menyerahkan dokumen ke dinas intelijen Rusia dengan imbalan uang tunai.
Jaksa Jerman mengeluarkan pernyataan bahwa apartemen dan tempat kerja pria itu telah digeledah. Pria itu ditangkap pada hari Selasa (10/8/2021) di Potsdam, tepat di luar Berlin.
Pria tersebut akan dibawa menghadap hakim investigasi pada Rabu sore untuk menentukan apakah dia harus ditahan.
Pernyataan itu menambahkan bahwa tersangka, yang diidentifikasi hanya sebagai David S, "setidaknya pada satu kesempatan menyerahkan dokumen yang diperolehnya sebagai bagian dari kegiatan profesionalnya kepada perwakilan intelijen Rusia".
"Terdakwa menerima pembayaran tunai dalam jumlah yang tidak ditentukan sebagai imbalannya," katanya.
Baca juga: Badan Intelijen AS Dilaporkan Meretas Server Cloud Terkait Sampel Virus Laboratorium Wuhan
Baca juga: Yasufumi Tanahashi Bakal Gantikan Hachiro Okonogi Sebagai Kepala Intelijen Jepang
Tersangka diyakini telah melakukan aktivitas mata=mata paling lambat sejak November 2020.
Agen Intelijen
Menurut jaksa, pria itu dipekerjakan sebagai anggota staf lokal di Kedubes Inggris sampai saat penangkapannya.
Disebutkan, penangkapan berlangsung setelah hasil penyelidikan bersama oleh otoritas Jerman dan Inggris.
Polisi Inggris mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa pria berusia 57 tahun itu ditangkap karena dicurigai melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan terlibat dalam "aktivitas Agen intelijen" di bawah hukum Jerman.
Juga disebutkan, pihak berwenang Jerman akan menjadi yang pertama dalam penyelidikan tersebut.
Baca juga: Pejabat Intel China Diduga Membelot ke Amerika Serikat, Bawa Info Rahasia Virus Corona
Baca juga: Intelijen Iran Ringkus Mata-mata Asing di Perbatasan Iran-Azerbaijan
Pada bulan Mei, Inggris menetapkan rencana untuk menindak aktivitas bermusuhan oleh negara-negara asing, dengan mengusulkan undang-undang untuk memberikan kekuatan baru kepada pihak keamanan dan penegak hukum dalam mengatasi ancaman yang berkembang.
Kepala mata-mata Inggris mengatakan China dan Rusia telah berusaha mencuri data sensitif komersial dan kekayaan intelektual serta ikut campur dalam politik.
Pada tahun 2018, agen Rusia dituduh melakukan serangan terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal di tanah Inggris.