TRIBUNNEWS.COM - Taliban berada di ambang kemenangan setelah memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul, dan merebut istana kepresidenan, Minggu (15/8/2021).
Bagi banyak warga Afghanistan, itu adalah hari yang menakutkan yang menandai kembalinya kekuasaan Taliban setelah hampir 20 tahun koalisi Amerika Serikat (AS) menggulingkan mereka.
Kepanikan terjadi di Kabul, warga menuju bandara, meninggalkan mobil dan berjalan kaki untuk keluar Afghanistan.
Di pusat kota, antrean terlihat mengular karena orang-orang berusaha menarik uang tunai.
Anggota parlemen lokal, Farzana Kocha, mengatakan pada BBC orang-orang di Kabul tak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Baca juga: Taliban Sudah Menguasai Kabul, Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Ingin Cegah Pertumpahan Darah
Baca juga: Taliban Rebut Kota Kabul, AS Kirim 1.0000 Pasukan Tambahan untuk Evakuasi Warganya
Beberapa dari mereka melarikan diri atau bersembunyi di rumah.
Sedangkan orang-orang miskin - yang telah meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota - tinggal di taman dan ruang terbuka di seluurh kota.
Sementara itu, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, meminta agar orang-orang di Kabul tak perlu khawatir.
Ia memastikan kehidupan dan properti mereka aman.
"Kami adalah pelayan rakyat dan negara ini," ujarnya.
Kabul adalah kota besar terakhir di Afghanistan yang bertahan melawan serangan Taliban.
Diketahui, Taliban telah memulai serangan sejak beberapa bulan lalu, namun meningkat pesat dalam beberapa hari.
Para pejuang berhasil merebut kendali setelah sebagian besar pasukan asing ditarik keluar.
Presiden Ashraf Ghani Melarikan Diri