Iran Sebut 'Kekalahan' AS di Afghanistan adalah Kesempatan untuk Perdamaian Abadi
Presiden Iran Ebrahim Raisi menyerukan rekonsiliasi nasional di negara tetangga Afghanistan.
Iran akan mendukung upaya untuk memulihkan stabilitas di Afghanistan sebagai prioritas pertama.
Dia menyebut Iran adalah saudara dan negara tetangga bagi Afghanistan.
Dia juga menggambarkan penarikan cepat pasukan Amerika Serikat sebagai kegagalan militer yang seharusnya beralih ke kesempatan untuk memulihkan kehidupan, keamanan dan perdamaian yang stabil.
Baca juga: Menhan Inggris: Taliban Pegang Kendali, Pasukan Inggris Tidak Akan Kembali Ke Afghanistan
Baca juga: Suasana Kabul setelah Dikuasai Taliban: Ada Penjagaan Ketat hingga Warga Bersembunyi di Dalam Rumah
Taliban Mulai Kumpulkan Senjata dari Warga Sipil di Kabul
Pejuang Taliban di Kabul mulai mengumpulkan senjata dari warga sipil karena warga tidak lagi membutuhkannya untuk perlindungan pribadi, kata seorang pejabat Taliban.
"Kami memahami orang menyimpan senjata untuk keselamatan pribadi. Mereka sekarang bisa merasa aman. Kami di sini tidak untuk menyakiti warga sipil yang tidak bersalah," kata pejabat itu.
Saad Mohseni, direktur perusahaan media grup MOBY, mengatakan di Twitter bahwa tentara Taliban telah datang ke kompleks perusahaannya untuk menanyakan tentang senjata yang disimpan oleh tim keamanannya.
Albania dan Kosovo untuk Sementara Tampung Pengungsi Afghanistan
Albania dan Kosovo telah menerima permintaan Amerika Serikat untuk sementara menerima pengungsi Afghanistan yang mencari visa untuk memasuki 'Paman Sam', kata dua negara itu.
Di Tirana, Perdana Menteri Edi Rama Rama mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden telah meminta sesama anggota NATO Albania untuk menilai apakah itu dapat berfungsi sebagai negara transit bagi sejumlah pengungsi Afghanistan yang tujuan akhirnya adalah Amerika Serikat.
Di Kosovo, Presiden Vjosa Osmani mengatakan pemerintah telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Amerika Serikat tentang perumahan pengungsi Afghanistan sejak pertengahan Juli.
Baca artikel lain seputar Konflik di Afghanistan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)