TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Mayoritas Diplomat negara barat telah meninggalkan Kabul, ibu kota Afghanistan.
Mereka meninggalkan Kabul karena kota itu telah jatuh di bawah kendali kelompok militan Taliban.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang enggan disebutkan namanya, sebelumnya mengatakan bahwa ia dapat mengkonfirmasi sebagian besar staf diplomatik Barat telah meninggalkan ibu kota negara itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (16/8/2021), Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyampaikan, evakuasi para staf Kedutaan Besar (Kedubes) AS ke Bandara Kabul juga telah sepenuhnya selesai.
Baca juga: Profil Ghani Baradar, Petinggi Taliban Calon Kuat Presiden Afghanistan, Pernah ke Indonesia
Setelah Taliban merebut kota terbesar di Afghanistan, sebanyak lebih dari 60 negara termasuk AS dan negara-negara Eropa menegaskan bahwa warga asing dan warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara tersebut harus mendapatkan kesempatan untuk 'melakukannya secara aman'.
Sementara itu, Pentagon telah mengkonfirmasi bahwa Bandara Internasional Kabul telah memulai kembali penerbangan komersial yang sebelumnya terpaksa dihentikan karena adanya perebutan kota oleh gerilyawan Taliban.
Sebelumnya, Taliban merebut Kabul tanpa perlawanan pada hari Minggu kemarin, yang akhirnya mendorong Presiden Ashraf Ghani untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu.
Ghani pun kemudian menyampaikan bahwa keputusannya tersebut didasari oleh keinginannya untuk mencegah terjadinya kekerasan di Kabul.
Karena menurutnya, para pemberontak itu siap melakukan serangan di ibu kota.