Baradar menjadi satu-satunya pemimpin Taliban yang secara pribadi ditunjuk sebagai wakil oleh Omar, sebelum Omar meninggal.
Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon
Baca juga: Pemimpin Taliban Telah Kembali dari Pengasingan, Siap Bentuk Pemerintahan di Afghanistan
Ia jauh lebih banyak terlihat dibanding pemimpin tertinggi Taliban saat ini, Maulawi Hibatullah Akhunzada, yang diyakini bersembunyi di Pakistan.
Baradar ditangkap oleh otoritas Pakistan di Karachi pada 2010.
Ia kemudian ditahan di Pakistan.
Namun, pada 2018, atas permintaan Amerika Serikat (AS), Baradar dibebaskan dan dipindahkan ke Doha, Qatar.
Mengutip Times of Israel, dari situlah Baradar ditunjuk sebagai kepala kantor politik Taliban dan mengawasi penandatanganan perjanjian penarikan dengan AS.
Pada Februari 2020, ia hadir selama penandatanganan Perjanjian Doha, di mana AS akan menarik pasukannya.
Sebagai imbalannya, Taliban berjanji untuk tidak membiarkan ekstremis menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk menyerang AS atau sekutunya.
Pernah Datang ke Indonesia
Pada 2019 lalu, Baradar pernah datang ke Jakarta, Indonesia.
Kedatangan Baradar saat itu diumumkan oleh juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Baca juga: Afghanistan Dipimpin Taliban, Golkar: Pemerintah Harus Tetap Lanjutkan Hubungan Diplomatik
Baca juga: Taliban Dapat Keuntungan dari Dana 83 Miliar Dolar yang Dikucurkan AS untuk Afghanistan
Dilansir Tribunnews, kedatangan Baradar ke Jakarta dalam rangka menghadiri Konferensi Ulama dan Cendekiawan Muslim, di mana Indonesia menjadi tuan rumah.
Baradar saat itu disambut Jusuf Kalla yang masih menjabat sebagai Wakil Presiden, di rumah dinasnya.
Janji Taliban pada Rakyat Afghanistan