News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Kian Beringas, Jurnalis dan Keluarganya Ditembak Mati, Gubernur Wanita Ditangkap

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto file ini, personel militer Afghanistan berjalan di dekat bandara selama pertempuran antara militan Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di Kunduz pada 1 Oktober 2015. Amerika Serikat menyerukan pada 22 Juni 2021 untuk mengakhiri kekerasan di Afghanistan, menyalahkan Taliban pemberontak untuk sebagian besar pertumpahan darah, tiga hari menjelang kunjungan Presiden Ashraf Ghani ke Gedung Putih. Kekerasan harus dihentikan, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan. Kami mendesak kedua pihak untuk terlibat dalam negosiasi serius yang menentukan peta jalan politik untuk masa depan Afghanistan, tambahnya.

“Ditulis, jika mereka tak menyerahkan diri, Taliban akan menangkap, mengadili, menginterogasi dan menghukum anggota keluarga dari individu tersebut,” tambahnya.

Ia pun memperingatkan bahwa siapa pun yang menjadi target Taliban berada dalam bahaya besar.

Seorang ibu melindungi bayinya dari tembakan Taliban di luar Bandara Kabul. (Sumber: Mirror) (Via Kompas.TV)

Nelleman pun mengungkapkan kemungkinan adanya eksekusi massal.

Taliban berhasil menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021), setelah mengambil alih sebagaian besar wilayah Afghanistan.

Taliban kembali berada dalam kekuasan setelah selama 20 tahun berada dalam tekanan invasi militer Amerika Serikat (AS).

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan menimbulkan ketakutan yang besar.

Apalagi, saat berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban kerap memperlihatkan kekuasaannya lewat kekerasan, termasuk eksekusi publik dan pelarangan perempuan untuk bekerja.

Pada konferensi pers perdananya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berupaya meyakinkan masyarakat internasional, dengan bersikeras bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan memaafkan orang-orang yang melawan mereka.

"Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa kami memaafkan semua orang, karena ini demi perdamaian dan stabilitas di Afganistan. Semua kelompok yang menentang kami semua dimaafkan," ungkap Mujahid, Selasa (17/08).

Sementara itu, organisasi Reporters Without Borders telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sesi khusus informal untuk membahas dan mengatasi situasi berbahaya para jurnalis di Afganistan.

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com/DW

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini