Kala itu, banyak masyarakat yang mudah terpengaruh dan direkrut bergabung ke dalam kelompok militan ISIS.
"Dengan euforia kemenangan, kita merasa bangga dan berbahagia dengan kemenangan ini dan bisa membuat kita lupa."
"Dan faktanya banyak anak-anak muda yang terpengaruh dan terpapar lalu direkrut. Euforia kemenangan Taliban, membuka peluang untuk direkrut," ungkapnya.
Saat ini, Nasir mengingatkan, pengaruh keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan sudah sampai ke Indonesia.
Khususnya kepada kelompok-kelompok ekstrimis.
Untuk itu, ia menegaskan, keberhasilan Taliban bukanlah perjuangan Islam.
"Pengaruhnya sudah ada (di Indonesia), kelompok-kelompok ekstrimis menganggap ini perjuangan Islam."
Baca juga: Diincar Taliban, Tentara AS Selamatkan Petinggi Polisi Afghanistan Melalui Operasi Rahasia
"Saya ingin koreksi bahwa ini adalah perjuangan Taliban, kalau perjuangan Islam banyak kelompok lain di Afghanistan yang juga memperjuangkan Islam," tegas Nasir.
Nasir pun kembali mengingatkan, satt ini masih butuh waktu untuk memikirkan kebenaran perubahan dalam Taliban.
"Jangan sampai masyarakat kita terjebak dalam perjuangan Islam dan mendukung Taliban."
"Sementara kita masih butuh waktu untuk meyakinkan diri kita, benarkah Taiban sudah berubah," jelasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)
Berita lain terkait Konflik di Afghanistan