Kepada AlJazeera, ia mengatakan telah menerima pengambilalihan kekuasaan negara oleh Taliban.
Namun, ia menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif.
Ghani menuturkan, mengakui tatanan baru di Kabul adalah kebutuhan "bagi rakyat Afghanistan".
Terutama, penarikan pasukan asing yang terakhir akan segera dilakukan.
Ia menekankan perlunya pemerintah inklusif yang akan mencakup para ahli di bidangnya, perempuan, dan kaum muda.
Hal itu, ujarnya, akan menjadi cara untuk meredakan ketegangan.
Selama beberapa hari terakhir, Ghani telah bertemu para pemimpin Taliban.
Baca juga: Wakil Presiden Afghanistan Sebut Taliban, ISIS dan Al-Qaeda Tidak Ada Bedanya
Baca juga: Pemimpin Negara G7 Sepakat Satu Suara untuk Respon Taliban
Ia mengatakan dirinya setuju mengakui transisi kekuasaan sebagai sinyal untuk tokoh politik dan budaya yang berpengaruh, serta pengusaha.
Ghani juga menyebut, jika para pengusaha mencoba melarikan diri dari Afghanistan, akan "menghancurkan" ekonomi negara dan masa depan secara keseluruhan.
Baca artikel terkait konflik di Afghanistan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)