"Saya masih tidak tertarik (dalam kepresidenan)," kata Go, yang memimpin komite kesehatan senat, kepada Reuters.
"Vaksin dulu, sebelum politik," tambahnya.
Duterte mengatakan dia ingin melindungi dirinya dari kemungkinan tindakan hukum ketika ia meninggalkan jabatannya kelak.
Tindakan hukum yang dimaksud yaitu kemungkinan penyelidikan pengadilan pidana internasional atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Jaksa ICC telah meminta lampu hijau untuk meluncurkan penyelidikan formal atas pembunuhan yang dilakukan selama perang Duterte melawan narkoba.
Sikap Keras Duterte dalam Mengendalikan Pandemi: Divaksin atau Dipenjara
Diberitakan Tribunnews pada Juni lalu, Duterte mengancam akan mengirim orang ke penjara jika mereka menolak untuk divaksinasi virus corona.
Peringatan Duterte terlontar ketika Filipina tengah menghadapi kasus-kasus baru varian Delta.
"Anda dapat memilih mendapatkan vaksin atau saya akan mengirim Anda ke penjara," tegas Duterte di Tagalog saat pidato yang direkamnya pada Senin malam (21/6/2021).
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ancam yang Menolak Vaksinasi Covid-19 dengan Hukuman Penjara
Baca juga: Kampung Halaman Presiden Duterte Dikepung Covid-19
Dilansir Al Jazeera, program vaksinasi Filipina sudah dimulai sejak Maret 2021, tetapi berdasarkan laporan jumlah orang yang menerima vaksinasi rendah.
Sementara, orang-orang justru berebut mendapatkan pasokan vaksin Pfizer/BioNTech yang terbatas.
Mengakui bahwa dirinya semakin merasa jengkel dengan orang-orang yang menolak divaksinasi, Duterte lantas mengancam akan menyuntik mereka dengan "yang ditujukan untuk babi".
"Kalian semua keras kepala," kata Duterte.
Baca juga: Duterte Akan Kembali Terapkan Lockdown Lebih Ketat Jika Kasus Covid-19 Melonjak Lagi
Ancaman Lain yang Disampaikan Duterte