News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada Bakal Jadi Otoritas Tertinggi Afghanistan, Ini Profilnya

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Taliban, Hibatullah Akhundzada.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada Dikabarkan bakal menjadi otoritas tertinggi Afghanistan di mana presiden atau perdana menteri akan menjalankan negara di bawah otoritasnya.

Hal itu disampaikan anggota komisi kultural Taliban, Anamullah Samangani, sebagaimana diwartakan outlet berita Afghanistan ToloNews dan dikutip Al Arabiya.

Kelompok itu mengatakan, diskusi mengenai pembentukan pemerintahan baru telah usai dan mereka akan segera membuat pengumuman.

Baca juga: Dari 700 Jurnalis Wanita, Tak Lebih dari 100 yang Masih Bekerja saat Taliban Ambil Alih Afghanistan

“Konsultasi hampir selesai tentang pemerintahan baru, dan diskusi yang diperlukan juga telah diadakan tentang kabinet,” kata Samangani.

“Pemerintah Islam yang akan kami umumkan akan menjadi model bagi rakyat," sambung Samangani sebagaimana dilansir Al Arabiya.

Dia menambahkan, tak disangkal lagi bahwa Akhundzada akan berada di dalam pemerintahan Afghanistan.

Baca juga: Taliban Tunjuk Sejumlah Pejabat Sementara karena Kebutuhan Mendesak di Afghanistan

“Dia (Akhundzada) akan menjadi pemimpin pemerintahan dan seharusnya tidak ada pertanyaan tentang ini,” ujar Samangani.

Al Arabiya melaporkan, model pemerintahan yang diterapkan Taliban di Afghanistan tersebut tampaknya sama seperti model Iran.

Dalam sistem politik Iran, negara tersebut menggabungkan teokrasi dan sistem presidensial.

Baca juga: Sosok Hibatullah Akhundzada, Pemimpin Taliban yang Jadi Otoritas Tertinggi Afghanistan

Meski presiden dan parlemen Iran dipilih langsung oleh rakyat, kekuasaan keduanya masih berada di bawah pemimpin tertinggi.

Pemimpin tertinggi Iran memiliki kekuasaan untuk mendikte kebijakan dan memiliki keputusan akhir dalam semua masalah negara.

Analis politik Afghanistan dikutip oleh ToloNews mengatakan, “Nama sistem baru seharusnya bukan republik atau emirat.”

Analis tersebut juga tidak kaget jika Akhundzada bakal berada di puncak pemerintahan Afghanistan.

“Dia akan menjadi pemimpin Afghanistan. Di bawahnya akan ada perdana menteri atau presiden yang akan bekerja di bawah pengawasannya,” ujar analis tersebut.

Baca juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Afghanistan Hari Kamis, Kelompok Panjshir Menolak Gabung

Profil

Dilansir dari The Sun, kesahihan identitasnya tak sepenuhnya bisa terkonfirmasi hingga disebut kadang bak sosok hantu yang misterius.

Bahkan tahun lahir Mawlawi Hibatullah Akhundzada seperti sengaja dibuat ganda antara tahun 1959 atau tahun 1961.

Ia diperkirakan lahir di distrik Panjwayi di Provinsi Kandahar di Afghanistan.

Akhundzada lebih suka beroperasi dalam bayang-bayang daripada memposting video.

Bahkan surat-suratnya kepada para pengikutnya dikatakan tidak ditulis dengan tulisan tangannya sendiri.

Karena Akhundzada menjadi sosok penyendiri, sedikit yang diketahui tentang dia dan beberapa bahkan mempertanyakan apakah dia benar-benar ada, menyebutnya sebagai "hantu".

Dia menghindari penampilan publik karena takut dibunuh.

Pejuang Taliban di atas kendaraan Humvee berparade di sepanjang jalan di Kandahar, Rabu (1/9/2021) untuk merayakan semua pasukan AS keluar dari Afghanistan. (AFP)

Pria ini bergabung dengan Taliban pada 1994 namun dia bergabung di sana awalnya bukan sebagai militan maupun pejuang namun cenderung sebagai pemikir dan ulama agama.

Pada tahun 2001, ketika Taliban digulingkan oleh pasukan AS, dia adalah salah satu lingkaran dalam terpercaya Mullah Omar.

Dia mengambil alih kepemimpinan Taliban pada 2016 setelah Mullah Akhtar Mansour terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS.

Baca juga: Joe Biden Sempat Telepon Ashraf Ghani sebelum Taliban Berkuasa: Kami akan Terus Beri Bantuan

Posisinya diperkuat pada tahun berikutnya setelah dia membiarkan putranya sendiri yang berusia 23 tahun menjadi sukarelawan untuk bom bunuh diri di sebuah pangkalan militer Afghanistan.

Reputasinya juga menjadi mitologi setelah sebuah cerita muncul tentang bagaimana dia dikatakan selamat dari upaya pembunuhan pada tahun 2012 oleh apa yang diklaim Taliban sebagai sekelompok pembunuh pemerintah.

Menurut cerita yang disebarkan Taliban, pada saat itu pistol sudah sempat ditodongkan ke kepala Akhundzada namun entah mengapa senjata itu malah bak tersumbat sehingga Akundzada mampu menyelamatkan diri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini