Tekanan untuk sukses
Masih belum jelas mengapa Holmes mengambil risiko sebesar itu pada teknologi yang ia sendiri tahu tidak berfungsi, meskipun kisahnya telah menjadi topik sebuah buku, dokumenter HBO, dan serial televisi serta film.
Holmes dibesarkan di sebuah keluarga kaya di Washington DC, dan merupakan anak yang sopan namun pemalu, menurut orang-orang yang mengenalnya.
Inventor dan pengusaha Richard Fuisz, 81 tahun, berspekulasi bahwa Holmes menghadapi banyak tekanan untuk sukses.
Keluarganya bertahun-tahun hidup bertetangga dengan Holmes namun mereka menjadi tidak akur ketika Theranos menggugatnya dalam perkara paten pada 2011 (yang sekarang sudah diselesaikan).
Orang tua Holmes menjalani sebagian besar karier mereka sebagai birokrat di pemerintahan AS namun "mereka sangat tertarik pada status" dan "hidup untuk jalin koneksi", ungkapnya kepada BBC.
Pada usia sembilan tahun, Elizabeth muda menulis surat kepada ayahnya yang menyatakan bahwa hal yang ia inginkan dalam hidup ialah menemukan hal baru, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan oleh umat manusia.
Ketika ia masuk ke jurusan teknik kimia Universitas Stanford pada 2002, ia mengembangkan ide tentang plester yang dapat mendeteksi infeksi pada penggunanya dan melepaskan antibiotik sesuai kebutuhan.
Pada usia 18 tahun, ia telah memperlihatkan kekerasan pendirian yang tampaknya terus ia miliki dan mendorong perusahaan yang ia dirikan pada tahun berikutnya.
Phyllis Gardner, pakar farmakologi klinis di Stanford, pernah berdiskusi dengan Holmes tentang ide plesternya dan mengatakan kepadanya bahwa itu "tidak akan berhasil".
"Ia hanya menatap saya," kata Dr. Gardner kepada BBC.
"Dan ia tampaknya yakin seratus persen akan kejeniusannya. Ia tidak tertarik dengan kepakaran saya dan itu membuat saya kesal."
Ide yang memikat
Beberapa bulan kemudian Holmes keluar dari Stanford, usianya 19 tahun dan meluncurkan Theranos.