Kelompok bantuan Italia Emergency mengatakan empat orang tewas dan lima terluka telah dikirim ke rumah sakit di Kabul dari pertempuran di sekitar daerah Gulbahar di pintu masuk ke Panjshir.
Baca juga: Pejuang Taliban Kenakan Seragam Militer AS Saat Rayakan Penarikan Pasukan di Bandara Kabul
Baca juga: Taliban: Amerika Telah Kalah, Kami Ingin Berhubungan Baik dengan Seluruh Dunia
Seorang juru bicara Front Perlawanan Nasional Afghanistan, yang mengelompokkan pasukan di lembah Panjshir, mengatakan pada hari Rabu (1/9/2021) bahwa pasukan Taliban telah melancarkan serangan dua hari lalu.
Pasukan menyerang di tiga atau empat daerah yang berbeda tetapi sejauh ini telah dipukul mundur, katanya.
Bulan lalu, Al Jazeera mengutip sumber-sumber Taliban yang mengatakan Taliban tengah menyusun pemerintahan sementara yang inklusif di Afghanistan.
Sumber-sumber Taliban mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah sementara akan mencakup para pemimpin dari semua etnis dan latar belakang suku di negara itu.
Sejumlah sumber mengatakan, hampir selusin nama sedang dipertimbangkan untuk menjadi bagian dari pemerintahan baru.
Baca juga: Amerika Serikat Mencari Jalur Darat Untuk Melanjutkan Evakuasi dari Afghanistan
Baca juga: Taliban Janji Atasi ISIS, Berharap Serangan Berhenti Ketika AS Keluar dari Afghanistan
Namun tidak dijelaskan berapa lama durasi pemerintahan sementara itu nantinya.
Keragaman etnis Afghanistan telah menjadi pusat politik dan konflik di negara itu, dengan tidak ada satu pun kelompok etnis yang mencapai mayoritas yang menentukan di negara berpenduduk 40 juta orang itu.
Pashtun adalah kelompok etnis terbesar di Afghanistan, membentuk lebih dari 42 persen populasi.
Etnis ini Muslim Sunni yang didominasi berbicara bahasa Pashto dan telah mendominasi politik Afghanistan sejak abad ke-18.
Sumber-sumber Taliban juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah sementara akan memiliki "amir-ul mukmineen" (panglima yang beriman) untuk memimpin Emirat Islam Afghanistan.
Baca juga: Taliban Salahkan Ashraf Ghani yang Tinggalkan Afghanistan, Dianggap Jadi Penyebab Kekacauan Negara
Mereka mengatakan dewan kepemimpinan tertinggi telah dibentuk untuk memutuskan bentuk pemerintahan masa depan dan menominasikan menteri. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)