News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pembukaan Kembali Sekolah, Kuba akan Vaksinasi Anak-anak Usia 2-11 Tahun

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksinasi - Jelang pembukaan sekolah, Kuba menyeleggarakan program vaksinasi untuk anak-anak mulai dari usia dua tahun.

TRIBUNNEWS.COM - Kuba akan segera membuka kembali sekolah yang sebagian besar telah ditutup sejak Maret 2020.

Sehubungan dengan pembukaan sekolah itu, pemerintah Kuba menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19 pada anak-anak.

Dikutip dari CNA, kelompok usia yang masuk dalam program tersebut, yakni anak-anak yang berusia 2-11 tahun.

Sebelumnya, belum ada negara yang mulai memvaksinasi anak-anak yang berusia di bawah lima tahun (balita).

Kuba merupakan negara pertama di dunia yang memvaksinasi anak-anak balita.

Baca juga: Pertama di Dunia, Kuba Mulai Vaksinasi Covid-19 untuk Balita, Pakai Vaksin Buatan Sendiri

Beberapa negara memvaksinasi anak-anak dari usia 12 tahun, dan beberapa melakukan uji coba pada anak-anak yang lebih muda.

Negara-negara seperti China, Uni Emirat Arab dan Venezuela telah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk memvaksinasi anak-anak yang lebih kecil, tetapi Kuba adalah yang pertama melakukannya.

Adapun program vaksinasi anak-anak di Kuba, dimulai pada Senin (6/9/2021) di provinsi tengah Cienfuegos.

Program vaksinasi diselenggarakan setelah otoritas kesehatan setempat menyelesaikan uji klinis pada anak di bawah umur.

Tak hanya pada kelompok usia itu, Kuba juga telah memulai program vaksinasi pada anak-anak yang berusia 12 tahun ke atas pada Jumat (3/9/2021).

Baca juga: Pesawat CN-295 TNI AU Angkut 10 Ribu Dosis Vaksin ke Berau Kaltim

Vaksin yang disuntikkan di program vaksinasi anak-anak di Kuba adalah vaksin Abdala dan Soberana.

Kedua vaksin itu pertama kali dikembangkan di Amerika Latin dan belum menjalani tinjauan sejawat ilmiah internasional.

Vaksin tersebut didasarkan pada teknologi protein rekombinan, yang sama dengan yang digunakan oleh Novavax Amerika Serikat dan Sanofi Prancis yang juga menunggu persetujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tidak seperti banyak suntikan lain yang digunakan, vaksin rekombinan tidak memerlukan pendinginan yang ekstrem.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini