TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Taliban mengumumkan saat ini pihaknya tengah memburu harta karun berusia 2.000 tahun yang disebut emas Baktria.
Mengutip Washington Examiner, kelompok yang kini tengah berkuasa di Afghanistan itu mengatakan bahwa jika harta itu dibawa ke luar negeri, mereka akan menganggap tindakan itu sebagai pengkhianatan terhadap negara.
Baca juga: Penyerangan terhadap Taliban di Afghanistan Timur Tewaskan 5 Orang, Berlanjut Pengeboman Kendaraan
RepublicWorld.com melaporkan, benda-benda yang terdiri dari emas Baktria berasal dari sekitar dua milenium.
Banyak pihak yang cemas, jika Taliban dapat merebut barang-barang tersebut, mereka akan menghancurkannya.
Baca juga: 1 Bulan Taliban Berkuasa, Tak Terdengar Lagi Suara Musik di Afghanistan
Ini merupakan upaya Taliban untuk membersihkan sejarah, budaya, dan orang-orang Afghanistan.
Benda-benda itu, yang ditemukan oleh para arkeolog di kuburan pengembara Afghanistan utara yang kaya pada 1970-an, dilaporkan menunjukkan berbagai pengaruh Persia dan Yunani.
Salah satu benda paling berharga di antara barang-barang tersebut adalah mahkota emas dengan hiasan mewah.
Mahkota itu memiliki tinggi lima inci, ditempa dari emas yang dipalu, dan dihiasi dengan daun dan kambing gunung emas.
Tidak mendapatkan akses
Sementara itu, mengutip Reuters, Taliban tampaknya tidak mungkin bisa mendapatkan akses cepat ke sebagian besar aset bank sentral Afghanistan yang bernilai sekitar US$ 10 miliar.
Melansir Reuters, menurut seorang pejabat Afghanistan, bank sentral negara itu, Da Afghanistan Bank (DAB), diperkirakan menyimpan mata uang asing, emas, dan harta lainnya di brankasnya.
Baca juga: POPULER Internasional: Taliban Minta Diizinkan Pidato di Sidang Umum PBB | Gempa Bumi di Melbourne
Menurut pejabat Afghanistan, termasuk penjabat gubernur bank, Ajmal Ahmady, yang telah melarikan diri dari Kabul, sebagian besar aset disimpan di luar Afghanistan. Ini berpotensi menempatkan sebagian besar aset Afganistan di luar jangkauan pemberontak.
“Mengingat bahwa Taliban masih dalam daftar sanksi internasional, diharapkan bahwa aset tersebut akan dibekukan dan tidak dapat diakses oleh Taliban,” kata Ahmady di utas Twitter beberapa waktu lalu.
“Kami bisa bilang bahwa dana yang dapat diakses oleh Taliban mungkin 0,1-0,2% dari total cadangan internasional Afghanistan. Tidak banyak,” tambahnya.
Taliban mengatakan pada hari Sabtu bahwa perbendaharaan, fasilitas umum dan kantor-kantor pemerintah adalah milik negara dan "harus dijaga ketat".
artikel ini sudah tayang di KONTAN, dengan judul: Taliban umumkan perburuan harta karun kuno berusia 2.000 tahun