TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan bom bunuh diri di mobil menewaskan sedikitnya delapan orang pada Sabtu (25/9/2021).
Ledakan terjadi di sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat istana kepresidenan di ibu kota Somalia, Mogadishu.
Pos pemeriksaan tersebut berada di jalur menuju bandara di Mogadishu, yang digunakan oleh presiden dan perdana menteri Somalia.
Mengutip dari Aljazeera, serangan yang menargetkan iring-iringan itu diklaim berasal dari kelompok al-Shabab yang terkait dengan al-Qaeda.
Baca juga: Taliban Gantung Mayat di Alun-alun Kota Afghanistan, Ini Penyebabnya
Baca juga: Tanggapi Ajakan Presiden Korea Selatan Untuk Hentikan Perang, Ini Jawaban Korea Utara
Juru bicara polisi Abdifatah Aden Hassan mengatakan, jumlah korban dalam serangan bisa lebih tinggi karena beberapa orang yang tewas dan terluka telah dibawa pergi oleh kerabat.
Hassan mengatakan ledakan itu berasal dari Al-Shabab.
“Al-Shabab berada di balik ledakan itu. Mereka membunuh delapan orang termasuk satu orang tentara dan seorang ibu dan dua anak. Al-Shabab membantai warga sipil,” kata Hassan.
Al-Shabab menguasai ibu kota Somalia sampai 2011.
Kemudian ia diminta berhenti oleh pasukan Uni Afrika.
Tetapi Al-Shabab masih menguasai wilayah pedesaan dan melakukan serangan terhadap pemerintah dan sasaran sipil di Mogadishu dan juga tempat lain.
Dalam sebuah pernyataan singkat, kelompok itu mengkonfirmasi bahwa mereka berada di balik pengeboman.
“Mujahidin melakukan aksi syahid yang menargetkan pos pemeriksaan keamanan utama istana presiden,” katanya.
Al-Shabab, yang ingin menggulingkan pemerintah dan memaksakan interpretasinya terhadap hukum Islam, sering melakukan pengeboman semacam itu.
"Kami telah mengkonfirmasi bahwa delapan dari warga sipil telah tewas dan tujuh lainnya terluka dalam ledakan bom mobil itu," kata kepala polisi distrik Mucawiye Ahmed Mudey.