"Perempuan mengingatkan negara bagian dan masyarakat bahwa kita adalah warga negara asli, bukan pendatang."
"Kita memiliki hak untuk menggugurkan kandungan yang mengganggu kehamilan, untuk kebebasan tentang tubuh kita, tentang hidup kita, dan tentang bangsal bersalin kita," kata Ita Maria Diez, seorang pemimpin demonstrasi Bogota.
Sebuah pawai juga diadakan di Chili, di mana majelis rendah Kongres setuju untuk memperdebatkan RUU untuk mendekriminalisasi aborsi hingga 14 minggu setelah kehamilan.
Puluhan orang di El Salvador mengibarkan bendera hijau dan berbaris di San Salvador untuk menuntut pelonggaran undang-undang aborsi ketat di negara itu.
Membawa spanduk bertuliskan "hak kami untuk memutuskan" dan "aborsi legal, aman dan gratis".
Para pengunjuk rasa Salvador berusaha menekan para legislator untuk melonggarkan salah satu undang-undang aborsi paling ketat di dunia, yang melarang penghentian kehamilan dalam kasus pemerkosaan dan bahkan jika nyawa ibu terancam.
Baca juga: Kakak-Beradik Warga Amerika Dibolehkan Keluar dari China, Ibunya Masih Ditahan
Baca juga: Uji Coba Rudal Hipersonik Amerika Sukses, Mampu Melesat 6.200 Kilometer per Jam
Proposal yang dibawa ke Kongres Salvador diberi nama "Reformasi Beatriz," untuk menghormati seorang wanita muda yang pada tahun 2013.
Wanita itu secara terbuka menyerukan aborsi untuk menyelamatkan hidupnya karena dia menderita penyakit kronis, yang merenggut nyawanya empat tahun kemudian.
"Kami meminta langkah-langkah minimum untuk ditambahkan ke KUHP untuk menjamin kehidupan dan integritas perempuan," Morena Herrera, seorang feminis Salvador terkemuka.
"Tidak perlu reformasi konstitusi. Itu bisa dilakukan sekarang dan jika memang benar ada independensi kekuasaan, DPR harus merespons," tambahnya.
Presiden Salvador Nayib Bukele awal bulan ini mengesampingkan amandemen undang-undang aborsi sebagai bagian dari perubahan konstitusional kontroversial yang direncanakan pemerintahnya.
Terdapat lebih dari 20 negara Amerika Latin masih melarang aborsi secara langsung, termasuk El Salvador.
El Salvador telah menjatuhi hukuman hingga 40 tahun penjara untuk wanita yang melakukan aborsi.
(Tribunnews.com/Yurika)