Namun, tidak ada pernyataan lebih detil terkait tembakan tersebut.
Setidaknya satu proyektil tak dikenal diluncurkan ke laut lepas pantai timur Korea Utara pada Selasa sekitar pukul 06:40 waktu setempat (21:40 GMT), kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Mengutip dari Aljazeera, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan tembakan itu bisa jadi merupakan rudal balistik.
Tembakan rudal itu berlangsung kurang dari satu jam sebelum utusan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Kim Song, berpidato di pertemuan tahunan organisasi itu di New York.
Kim mengatakan kepada PBB, Pyongyang memiliki hak untuk membela diri, dengan mengembangkan senjata.
“Kami hanya membangun pertahanan nasional untuk membela diri dan menjaga keamanan dan perdamaian negara dengan baik,” katanya.
Dikutip dari AP, uji coba rudal balistik pada awal bulan September adalah peluncuran pertama Korea Utara setelah enam bulan.
Korea Utara menunjukkan kemampuan untuk menyerang target di Korea Selatan dan Jepang.
Kedua negara tersebut merupakan sekutu utama AS, di mana total 80.000 tentara Amerika ditempatkan.
Namun, Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong Un, mengatakan negaranya terbuka untuk melanjutkan pembicaraan dan langkah memperbaiki hubungan.
Beberapa ahli mengatakan Korea Utara ingin Korea Selatan membantu meringankan sanksi yang diterima dari AS.
Konflik tiga tahun, pada 1950-1953, antara Korea Selatan dan pasukan PBB pimpinan AS melawan Korea Utara dan China, menewaskan hingga 2 juta orang.
Dalam pidatonya di PBB pekan lalu, Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengusulkan agar deklarasi akhir perang ditandatangani antara dua Korea, AS dan China.
Baca juga: Posisi Menguat, Adik Kim Jong Un Kini Jadi Anggota Badan Tertinggi di Korea Utara
Baca juga: Republik Korea Buka Peluang Penempatan 2.139 Pekerja Migran Indonesia Lewat Skema EPS
Setelah peluncuran rudal Korea Utara, Moon memerintahkan para pejabat untuk memeriksa penembakan senjata terbaru secara komprehensif sebelum melakukan pembalasan.