"Saya seorang pekerja konstruksi di Inegöl. Saya datang ke Çayyaka untuk bekerja di konstruksi. Saya minum-minum dengan beberapa teman," cerita Mutlu kepada Daily Sabah.
"Saya meninggalkan mereka sekitar jam 2 pagi. Kami menginap di vila teman di daerah yang dekat dengan lokasi pembangunan. Saya pergi ke salah satu vila dan tidur," tambahnya.
"Ketika salah satu teman saya tidak dapat menemukan saya, dia melaporkan saya hilang ke gendarmerie (aparat berwajib). Sebenarnya tidak perlu untuk itu."
Mutlu mengaku bahwa dia mengganti nomor ponselnya, sehingga aparat atau tim pencari itu tidak bisa menghubungi dirinya.
"Saya bangun sekitar jam 5 pagi, saya pikir ada kecelakaan di jalan. Saya melihat pihak pencari mencari orang hilang. Saya juga mengambil bagian dalam pencarian," ceritanya.
"Kemudian mereka memanggil nama saya, 'Beyhan Mutlu'. Saya berkata, 'Oh, itu saya.'"
"Pada dasarnya, saya membayar kesalahan teman-teman saya. Yang terjadi semua seperti lelucon," keluhnya.
Insiden serupa dengan yang dialami Mutlu pernah terjadi sebelumnya.
Pada tahun 2012, seorang wanita turis Asia bergabung dengan operasi pencarian di gunung untuk orang yang "hilang" di Islandia.
Baca juga: FAKTA Viral Polisi Menilang Pemobil yang Bawa Sepeda: Salah Terapkan Pasal, Dirlantas PMJ Minta Maaf
Baca juga: Menikah dengan Rakyat Jelata, Putri Mako Rela Kehilangan Hak Istimewa dan Tolak Uang Rp 17,6 Miliar
Padahal yang dicari adalah dia sendiri.
Dilansir The Sun, kekacauan terjadi ketika dia berpisah dari kelompoknya dan berganti pakaian.
Ketika kembali, grup turnya tidak mengenali dirinya dan pencarian resmi diluncurkan.
Wanita itu bergabung dalam pencarian karena tidak sadar dengan deskripsi dirinya yang dinyatakan sebagai orang hilang.
Beberapa jam kemudian, regu pencari dibatalkan setelah mereka menyadari bahwa wanita yang mereka cari selama ini ada dalam kelompok mereka.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)