TRIBUNNEWS.COM - Vaksinasi menggunakan Pfizer dapat melawan Covid-19 yang parah setidaknya selama enam bulan.
Suntikan dua dosis vaksin Pfizer sangat efektif melawan infeksi Covid-19, termasuk untuk varian Delta.
Dikutip dari CNA, studi pasien di Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan di Lancet pada Senin (4/10/2021), membuktikan bahwa vaksin Pfizer memiliki efektivitas mengatasi keparahan akibat Covid-19 selama enam bulan.
Penelitian tersebut untuk mengukur efektivitas suatu vaksin dari waktu ke waktu dalam pengaturan dunia nyata.
Baca juga: Drone Made In India Angkut Vaksin Covid-19 di Asia Selatan
Baca juga: Malaysia Izinkan Penggunaan Vaksin Merk Berbeda Sebagai Booster
Sementara itu, data dari uji klinis sebelumnya telah menunjukkan vaksin Pfizer melindungi terhadap kemungkinan rawat inap.
Setelah jangka waktu tiga sampai empat bulan, 73 persen orang yang divaksinasi penuh terbukti dapat terlindung dari Covid-19.
Sementara, 90 persen orang terlindungi dari risiko rawat inap.
Sayangnya, tingkat infeksi vaksin untuk varian Delta turun 40 persen selama lima bulan.
Berkurangnya pertahanan terhadap infeksi "kemungkinan terutama disebabkan oleh berkurangnya efektivitas vaksin daripada varian delta yang lolos dari perlindungan vaksin", kesimpulan para penulis.
"Temuan kami menggarisbawahi pentingnya pemantauan efektivitas vaksin dari waktu ke waktu dan menyarankan bahwa dosis booster diperlukan untuk mengembalikan perlindungan awal yang tinggi, yang diamati di awal program vaksinasi," katanya.
Efektivitas Vaksin Booster Pfizer
Penelitian yang dilakukan pada tenaga kesehatan di Turki menunjukkan, penerima vaksin Pfizer memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menerima vaksin CoronaVac.
Meski demikian, hampir 500 peserta penelitian yang menerima tiga dosis vaksin telah mencapai tingkat antibodi pelindung mereka.
"Vaksin (Pfizer) yang diterapkan pada vaksin dosis ketiga menunjukkan keunggulan perlindungan yang signifikan, baik dalam hal tingkat antibodi maupun status penyakit, dibandingkan dengan vaksin CoronaVac dosis ketiga," kata penelitian itu sebagaimana dilansir South China Morning Post.
"Namun, semua dari hampir 500 peserta yang menerima tiga dosis vaksin mencapai tingkat antibodi pelindung, terlepas dari preferensi vaksin dosis ketiga," tambahnya.
Adapun tenaga kesehatan yang termasuk dalam penelitian ini divaksinasi pada Januari, ketika Turki memulai peluncuran vaksin CoronaVac, dan menerima dosis kedua mereka pada Februari.
Pada Juli, Turki mulai menawarkan suntikan booster kepada pekerja rumah sakit karena kekhawatiran yang berkembang tentang varian Delta serta efektivitas vaksin CoronaVac terhadap strain yang sangat menular.
Antara 1 Juli dan 24 September, kurang dari 1 persen dari 902 tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dengan vaksin CoronaVac dan menerima booster vaksin Pfizer, terinfeksi Covid-19.
Untuk 130 yang menerima booster vaksin CoronaVac, 3,84 persen di antaranya terinfeksi Covid-19.
Hasil penelitian yang dilakukan 28 sampai 45 hari setelah peserta menerima vaksin booster menunjukkan, tak satu pun dari mereka yang terinfeksi dirawat di rumah sakit.
Selanjutnya, para peneliti memperingatkan bahwa keakuratan data dibatasi oleh sedikitnya jumlah infeksi dan kemungkinan kasus yang terlewatkan.
"Untuk tes antibodi, yang dilakukan di laboratorium menggunakan darah dari orang yang divaksinasi, 95 persen peserta yang menerima Pfizer/BioNTech untuk dosis ketiga mereka memiliki kadar antibodi di atas titer maksimum yang dapat diukur dalam periode 28 hingga 45 hari setelah suntik booster," kata para peneliti.
"Ini terjadi pada 8,2 persen dari mereka yang menerima dosis Sinovac ketiga dalam periode yang sama," kata mereka.
Erhan Eser, seorang profesor kesehatan masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan penurunan kadar antibodi di antara mereka yang telah menerima dua dosis vaksin CoronaVac, yang diamati pada bulan-bulan penelitian sebelumnya, berarti hal yang sama dapat terjadi dengan suntikan booster.
Baca juga: Beredar Kabar Vaksin Nusantara Dibeli Turki, Begini Kebenarannya
Baca juga: Hampir 95 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama, Dosis Kedua 53 Juta
"Kami dapat memprediksi bahwa penurunan tingkat antibodi akan berlanjut dalam enam bulan ke depan," katanya, mencatat bahwa penelitian sembilan bulan akan memberikan jawaban yang jelas untuk pertanyaan itu.
Lebih lanjut, Sinovac juga telah merilis data tentang regimen booster untuk vaksinnya.
Dikatakan Sinovac, vaksin CoronaVac menetralkan titer antibodi pada hari ke-28 setelah dosis ketiga tiga sampai lima kali lebih tinggi daripada 28 hari setelah suntikan kedua.
Vaksin booster diberikan enam sampai delapan bulan setelah vaksinasi awal.
Bahkan, ketika tingkat antibodi menurun enam bulan setelah dosis booster, mereka tetap pada tingkat yang relatif tinggi dan di atas yang diamati setelah suntikan kedua, menurut data Sinovac yang diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
(Tribunnews.com/Yurika/Rica Agustina)