Orang tua Mubasira mengatakan kepada media lokal bahwa anak perempuannya itu mengeluh demam pada Kamis malam, karena itu dia dirawat di rumah sakit setempat di mana dia meninggal keesokan paginya.
Di antara mereka adalah Zishan. Orang tuanya mengatakan kepada media bahwa putra mereka mengeluh demam pada Jumat pagi dan meninggal selama perawatan beberapa jam kemudian.
Namun, Departemen Kesehatan Haryana gagal mengidentifikasi penyakit misterius atau penyebabnya.
Pihak berwenang telah mengumpulkan sampel darah anak-anak yang meninggal untuk mengidentifikasi penyakitnya.
"Sampel telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi penyebab di balik demam misterius itu," kata seorang pejabat departemen kesehatan.
Sementara itu, petugas kesehatan mengunjungi rumah-rumah dan menguji mereka yang menderita demam berdarah dan malaria. Mereka juga sedang menjalani tes COVID-19.
"Kami mengetahui bahwa anak-anak mengalami demam dan ada kematian. Kami telah mengunjungi rumah-rumah. Survei sedang dilakukan, obat-obatan didistribusikan. Tim bekerja sepanjang waktu. Kami juga melihat ada sanitasi yang buruk. Kami sedang melakukan tes tambahan untuk mengetahui penyebab demam," kata seorang pejabat kesehatan, NDTV melaporkan.
Pada bulan Agustus, setidaknya 50 orang, kebanyakan anak-anak, meninggal karena demam misterius di negara bagian Uttar Pradesh, India utara.
Selain demam, para korban juga mengeluhkan nyeri sendi, sakit kepala, dehidrasi, dan mual.
Beberapa dari mereka juga mengeluhkan ruam yang menyebar di kaki dan lengan.
Tak satu pun dari para korban meninggal itu dinyatakan positif COVID-19.
"Para pasien, terutama anak-anak, di rumah sakit meninggal dengan sangat cepat," kata seorang dokter saat itu, BBC melaporkan.
Namun, tidak jelas apakah ini penyakit yang sama yang beredar di kalangan anak-anak di Haryana sekarang.