Barang-barang yang diperlukan untuk makan dan tempat tinggal, serta dokter dan paramedis tentara membantu pejabat sipil merawat para korban bencana.
Tim pencarian dan penyelamatan perkotaan juga sudah diterbangkan dari Rawalpindi untuk mempercepat dalam bantuan penyelamatan.
Sebagian besar rumah di daerah Harnai, tempat gempa terjadi, terbuat dari lumpur dan batu, dan lebih rentan terhadap kerusakan akibat gempa dibandingkan dengan struktur beton atau bata.
Alhasil, banyak korban meninggal karena terkena runtuhan atap dan dinding.
Sanaullah, seorang yang selamat dari gempa bumi, mengatakan bahwa ibunya dirawat di Rumah Sakit Sipil Quetta.
“Gempa terjadi pada pukul 03.00 dini hari, dan kami lari dari rumah. Atap rumah jatuh, dan karena itu ibu kami terluka. Dia mengalami cedera kepala,” katanya.
“Di sana banyak orang yang tidak punya mobil sendiri, dan terjebak di sana… Fasilitas kesehatan di sana kurang, dan karena itu, pasien yang parah menghadapi banyak kesulitan,” katanya.
(Tribunnews.com/Yurika)