Tentara-tentara terlihat menembakkan senapan mesin otomatis dari atas kendaraan lapis baja ke arah gedung tempat para perusuh berlindung.
Beberapa menit kemudian, dua ledakan terdengar di dekat lokasi bentrokan, diikuti oleh penarikan pasukan yang ditempatkan di dekatnya, menurut laporan berita lokal.
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Najib Mikati mengimbau agar masyarakat tetap tenang.
Ia juga mendesak orang-orang "untuk tidak terseret ke dalam perselisihan sipil".
Juru bicara istana kepresidenan mengatakan presiden Michel Aoun telah menghubungi Mikati, menteri dalam negeri dan militer serta kepala tentara untuk menenangkan situasi di Beirut.
Hizbullah dan sekutunya, kelompok Gerakan Syiah Amal,kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi pendukung mereka ditembaki oleh orang-orang bersenjata di atap gedung.
Pernyataan itu juga menyerukan ketenangan dan memperingatkan agar tidak terjadi perselisihan dan kekacauan.
"Para pengunjuk rasa terkena tembakan langsung dari penembak jitu di atap gedung, diikuti dengan penembakan intens yang mengakibatkan jatuhnya martir dan beberapa mengalami cedera serius, karena penembakan itu diarahkan ke kepala," kata pernyataan itu.
TV al-Manar Hizbullah kemudian mengkonfirmasi "lima martir" dan beberapa yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di pinggiran selatan Syiah.
Pihak yang menentang Hakim Bitar merasa keberatan atas upayanya dalam menanyai politisi senior dan pejabat keamanan atas kecurigaan kelalaian yang memungkinkan tumpukan besar amonium nitrat meledak di pelabuhan Beirut tahun lalu.
Meskipun tidak ada anggotanya yang menjadi sasaran penyelidikan, Hizbullah yang bersenjata lengkap menuduh Bitar melakukan penyelidikan yang dipolitisasi.
Kelompok Hizbullah mengatakan penyelidikan tersebut menargetkan sekutu terdekatnya, di antaranya tokoh senior di Gerakan Amal yang menduduki jabatan menteri selama tujuh tahun yang berhubungan disimpannya amonium nitrat secara tidak aman di pelabuhan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)