Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MARYLAND - Pembahasan varian baru virus corona atau Covid-19 yang dilakukan pejabat kesehatan masyarakat di Amerika Serikat (AS) mengundang penasaran publik.
Rasa penasaran publik tersebut dipicu setelah mantan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS Dr Scott Gottlieb menuliskan cuitan dalam akun Twitternya tentang subtipe baru varian Delta pada akhir pekan lalu.
"Inggris melaporkan peningkatan kasus Covid dalam satu hari terbesar selama 3 bulan, yakni varian baru delta AY.4.2 dengan mutasi S:Y145H pada lonjakan yang mencapai 8 persen dari kasus sekuens Inggris. Kami membutuhkan penelitian segera untuk mengetahui apakah delta plus ini lebih menular, dan bisa melawan kekebalan secara parsial?" cuit Dr Gottlieb.
Dikutip dari laman Health Magazine, Kamis (21/10/2021), ia menambahkan varian tersebut sebenarnya telah muncul di Inggris sejak Juli lalu.
Namun, prevalensinya perlahan mengalami peningkatan.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 serta Cara Check-In PeduliLindungi di Gojek & Tokopedia
"Tidak ada indikasi yang jelas bahwa itu jauh lebih menular, namun kita harus bekerja lebih cepat untuk mengkarakterisasi ini dan varian baru lainnya, kami memiliki alatnya," jelas Dr Gottlieb.
Tidak hanya itu, Dr Gottlieb pun menyampaikan sedikit perspektifnya bahwa dunia membutuhkan sistem yang kuat untuk bisa melakukan identifikasi dan karakterisasi pada tiap varian baru yang muncul.
Baca juga: SE Terbaru Satgas Covid-19, Penumpang Pesawat dari dan ke Wilayah Jawa-Bali Wajib PCR
"Ini tidak menjadi penyebab kekhawatiran secara langsung, namun sebagai pengingat bahwa kita membutuhkan sistem yang kuat untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi varian baru."
"Ini perlu menjadi prioritas global yang terkoordinasi untuk Covid, sama seperti upaya internasional serupa yang telah dilakukan sebelumnya terkait praktik standar mengenai influenza," kata Dr Gottlieb.