TRIBUNNEWS.COM - Mutasi yang baru ditemukan dari varian delta tengah diselidiki di Inggris.
Varian Covid-19 baru itu dikhawatirkan lebih menular dan lebih kuat melawan vaksin.
Namun, masih banyak yang belum diketahui tentang AY.4.2 ini, atau disebut juga varian delta plus baru.
Dilansir CNBC.com, otoritas kesehatan Inggris mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah mutasi ini menimbulkan risiko lebih besar daripada varian delta, yang secara signifikan lebih menular daripada jenis Covid-19 asli.
Tetapi mereka sedang memantau mutasi ini dengan sangat cermat.
Kasus varian baru ini menyumbang 6 persen dari kasus Covid-19 di Inggris.
Baca juga: Studi: Booster Pfizer-BioNTech Perkuat Perlindungan Terhadap Covid-19, Termasuk Varian Delta
Baca juga: Setelah Muncul di India dan Inggris, Varian Baru Delta Plus AY.4.2 Juga Ditemukan di Rusia
Berikut hal-hal yang diketahui dan belum diketahui tentang Covid-19 varian AY.4.2.
Apa Itu Varian Baru Covid-19?
Sepanjang hidupnya, virus terus bermutasi.
Virus corona yang muncul di China pada akhir 2019 lalu juga telah bermutasi ke dalam beberapa variasi kecil yang membuatnya lebih menular dan menyebar dengan cepat.
Mutasi yang pertama kali ditemukan yaitu varian alpha (pertama diurutkan di Inggris) yang kemudian menyebar secara global sebelum diambil alih oleh varian delta yang lebih menular yang pertama kali ditemukan di India.
Varian delta, yang masuk "variant of concern" oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada Mei, tetap menjadi varian dominan secara global.
Tapi Jumat (15/10/2021) lalu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengeluarkan laporan yang menyebut "AY.4.2, keturunan baru varian delta tercatat berkembang di Inggris."
Badan tersebut mengatakan sedang memantau subtipe itu, yang mencakup mutasi pada protein lonjakan (A222V dan Y145H) yang digunakan virus corona untuk memasuki sel kita.