TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha memberikan pengumuman melalui fanpage Facebook-nya terkait kewajiban karantina bagi pengunjung atau wisatawan dari luar negeri, Kamis (21/10/2021).
Dikatakan Prayut, wisatawan dari 45 negara berisiko rendah yang sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19 akan dapat mengunjungi Thailand tanpa perlu menjalankan kewajiban karantina.
Namun dengan persyaratan wisatawan hanya diperbolehkan memasuki negara itu melalui udara dan hasil tesnya harus menunjukkan keterangan negatif virus corona.
Peraturan tersebut akan diberlakukan mulai 1 November 2021 mendatang.
"Kita perlu bergerak lebih cepat dan melakukannya sekarang karena dengan menunggu semuanya sempurna dulu, kita bisa terlambat," kata Prayut dikutip dari Channel News Asia.
Baca juga: Update Covid-19 Global 22 Oktober 2021: Total Kasus 243 Juta, Angka Kematian Indonesia Nomor 7 Dunia
"Selain itu, wisatawan dapat memutuskan untuk bepergian ke negara lain sebagai gantinya," lanjutnya.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan wisatawan yang akan mengunjungi negaranya harus telah tinggal di negara dan wilayah yang memenuhi syarat selama setidaknya 21 hari berturut-turut dan perlu mengikuti tes reaksi berantai transkriptase-polimerase (RT-PCR).
Di mana hasil tes RT-PCR tersebut dilakukan maksimal 72 jam atau 3 hari sebelum bepergian ke Thailand.
Setibanya di Thailand, mereka juga perlu mengikuti tes RT-PCR dan menunggu hasilnya di hotel yang disetujui selama satu malam atau sampai mereka menerima hasil tes negatif.
Asuransi kesehatan dengan pertanggungan minimal US$ 50.000 juga wajib dimiliki wisatawan.
Baca juga: Wajib Gunakan PCR, Ini Penjelasan Satgas Covid-19 soal Tak Berlakunya Tes Antigen untuk Naik Pesawat
Untuk diketahui, awalnya, Thailand hanya berencana untuk mengizinkan wisatwan dari sekitar 10 negara berisiko rendah, termasuk Singapura, China, dan Amerika Serikat untuk masuk melalui udara tanpa persyaratan karantina jika mereka divaksinasi penuh dan hasil tesnya negatif sebelum dan setelah penerbangan mereka.
Rencana tersebut diubah setelah beberapa negara mengumumkan bahwa mereka juga akan mulai membuka kembali perbatasan dan melonggarkan berbagai tindakan untuk menyambut kembali para wisatawan internasional, kata Prayut.
"Kami harus mempercepat persiapan kami. Saya sudah minta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk lebih mempercepat vaksinasi," jelas Prayut.
Prayut mengakui keputusan itu memang berpotensi meningkatkan infeksi Covid-19, tetapi hal itu adalah risiko yang harus diterima.