TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempelajari data dari Swedia dan Denmark tentang kemungkinan adanya hubungan antara penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) Moderna dengan peningkatan risiko peradangan jantung (miokarditis).
Pernyataan ini disampaikan Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat-obatan, Vaksin dan Farmasi, Mariangela Simao pada hari Kamis kemarin.
"WHO saat ini sedang mempertimbangkan keputusan di Swedia dan Denmark untuk menghentikan vaksinasi yang menggunakan vaksin Moderna," kata Simao.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (22/10/2021), ia kemudian mengatakan bahwa beberapa hari mendatang, akan ada pernyataan resmi dari penasihat global terkait keamanan vaksin tersebut.
"Jadi kita akan melihat pernyataan kelompok penasihat global tentang keamanan vaksin dalam beberapa hari ke depan," kata Simao.
Baca juga: FDA Sebut Vaksin Covid-19 Moderna Tidak Memenuhi Syarat untuk Dijadikan Booster: 2 Dosis Sudah Kuat
Sebelumnya, badan kesehatan masyarakat Swedia mengatakan mereka telah memperpanjang jeda untuk vaksin Moderna Spikevax bagi kelompok usia 30 tahun dan lebih muda.
Hal itu karena terjadi peningkatan miokarditis dan perikarditis di kalangan anak muda.
Vaksinasi yang menggunakan Spikevax ini akan dihentikan sementara hingga 1 Desember mendatang.
Sedangkan bagi mereka yang telah mendapatkan suntikan dosis pertama, akan ditawarkan untuk menggunakan vaksin Comirnaty dari Pfizer/Biontech pada suntikan dosis kedua.