TRIBUNNEWS.COM - Komunitas intelijen AS menilai kelompok militan Islamic State (IS) di Afghanistan atau ISIS-K memiliki kemampuan untuk menyerang AS dalam waktu 6 bulan.
Dilansir Reuters, pejabat senior Pentagon juga mengatakan dalam Kongres pada Selasa (26/10/2021) bahwa kelompok teroris itu punya niat untuk melakukan serangan.
Pernyataan dari Colin Kahl ini merupakan peringatan terbaru bahwa Afghanistan masih menjadi sumber masalah keamanan bagi AS.
Diketahui pada Agustus lalu, Amerika Serikat bersama sekutu menarik pasukannya untuk mengakhiri invasi 20 tahun dalam Perang Afghanistan.
Taliban sendiri merupakan musuh bagi ISIS-K di Afghanistan.
Baca juga: Teror Bom Guncang Ibu Kota Uganda, Kelompok ISIS Klaim Bertanggung Jawab
Baca juga: Dalam Cengkeraman Taliban, Afghanistan Dinilai Berada di Ambang Kehancuran
Sudah beberapa kali ISIS-K melancarkan bom bunuh diri pasca pasukan asing pergi dari Afghanistan.
Salah satu yang terbaru yakni pengeboman di masjid minoritas Syiah serta pemenggalan seorang anggota milisi Taliban di Kota Jalalabad.
Di hadapan Komite Angkatan Bersenjata di Senat, Kahl mengatakan belum jelas apakah Taliban memiliki kapasitas untuk memerangi ISIS-K secara efektif saat ini.
Sebelumnya selama melakukan operasi, AS memerangi Taliban serta kelompok militan lainnya di Afghanistan seperti ISIS-K dan Al Qaeda.
"Ini adalah penilaian kami bahwa Taliban dan ISIS-K adalah musuh bebuyutan," kata Kahl.
"Jadi Taliban sangat termotivasi untuk mengejar ISIS-K."
"Kemampuan mereka untuk melakukannya, saya pikir, harus ditentukan," tambahnya.
Lebih lanjut, Kahl memperkirakan bahwa ISIS-K memiliki ribuan kader jihadis.
Sebelumnya, penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi dari pemerintahan baru Taliban mengatakan ancaman dari militan ISIS akan ditangani.