Michael Martin
Perdana Menteri Irlandia Michael Martin mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa dia sedih dengan berita itu, sambil menyatakan bahwa de Klerk adalah "seorang pria yang keputusannya pada saat penting memajukan perjalanan Afrika Selatan dari apartheid ke demokrasi".
Baca juga: Wanita di Afsel Dilaporkan Melahirkan 10 Bayi, Istri Suaminya Tiba-tiba Muncul Ungkap Perselingkuhan
John Steenhuisen
Pemimpin Aliansi Demokratik (DA) John Steenhuisen, partai terbesar kedua di Afrika Selatan setelah Kongres Nasional Afrika (ANC), mengatakan kontribusi de Klerk terhadap transisi negara menuju demokrasi “tidak dapat dilebih-lebihkan”.
Steenhuisen mengatakan keberhasilan de Klerk dalam membawa mayoritas pemilih kulit putih bersamanya atas kebutuhan untuk menghapuskan apartheid “memainkan peran penting dalam memastikan bahwa transisi terjadi secara damai dan bahwa pemilihan 1994… dianut oleh semua orang Afrika Selatan”.
DA adalah saingan utama ANC dalam pemilihan nasional dan lokal tetapi telah berjuang untuk melepaskan citranya sebagai partai dengan hak istimewa kulit putih.
Julius Malema
Julius Malema, pemimpin Pejuang Kebebasan Ekonomi Marxis (EFF), partai politik terbesar ketiga di negara itu, mengatakan de Klerk tidak boleh disebut sebagai "mantan presiden" tetapi sebagai "mantan presiden apartheid".
Baca juga: Varian Baru Corona dari Afsel dan India, Wagub DKI Minta Lansia dan Anak-anak Tidak Keluar Rumah
Shehu Sani
Senator Nigeria dan aktivis hak asasi manusia Shehu Sani mengatakan de Klerk “akan dikenang sebagai orang yang akhirnya menutup tirai melawan Apartheid.”
"Dia tunduk pada kehendak rakyat dan menempati tempat khusus dalam sejarah moral dan politik," tambah pernyataan itu.
Berita lain terkait Mantan Presiden Afrika Selatan Frederik Willem de Klerk
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)