TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 68 tahanan tewas dan 25 lainnya cedera dalam kerusuhan dan baku tembak di penjara terbesar di Ekuador.
Dilansir AP News, kerusuhan itu terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Kota Guayaquil, pada Sabtu (13/11/2021) waktu setempat.
Kerusuhan yang melibatkan pertarungan antar geng terkait dengan kartel narkoba itu meletus sebelum fajar tiba.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan jasad napi yang beberapa dibakar, tergeletak di lantai penjara.
Penembakan berlangsung sekitar delapan jam, disusul dengan bentrokan baru di sisi penjara pada sore-nya.
Baca juga: Korban Kerusuhan di Penjara Ekuador Bertambah, 68 Napi Tewas dan 25 Terluka
Baca juga: Polisi yang Peras Warga di Medan Terancam 9 Tahun Penjara, Begini Penjelasan Waka Polrestabes
Juru bicara kepresidenan, Carlos Jijón, mengatakan 900 personel polisi telah dikerahkan dan situasi penjara sudah terkendali.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena mengatakan, di awal pertempuran, sejumlah napi mencoba meledakkan tembok untuk masuk Paviliun 2 dan membantai geng musuh.
"Mereka juga membakar kasur untuk mencoba menenggelamkan (saingan mereka) dalam asap," ujarnya.
"Kami memerangi peredaran narkoba. Ini sangat sulit," kata Arosemena.
Komandan polisi Jenderal Tanya Varela mengatakan, drone memperlihatkan para narapidana di tiga paviliun membawa senjata dan bahan peledak.
Adapun senjata itu, diselundupkan melalui kendaraaan yang mengirim pasokan ke penjara atau menggunakan drone.
Sementara itu menurut laporan BBC, narapidana dari salah satu sayap penjara merangkak melalui lubang untuk menuju ke wilayah penjara lain.
Di sana, mereka menyerang anggota geng saingan.
Dalam kerusuhan itu, sejumlah narapidana tewas dipenggal.