Beberapa pengunjuk rasa membawa foto-foto orang yang telah terbunuh dalam protes sebelumnya dan Abdalla Hamdok, perdana menteri sipil yang ditempatkan di bawah tahanan rumah selama kudeta.
Mereka membawa foto dengan slogan: "Legitimasi datang dari jalan, bukan dari meriam."
Gambar protes di kota-kota besar dan kecil termasuk Port Sudan, Kassala, Dongola, Wad Madani, dan Geneina diposting di media sosial.
Para demonstran turun ke jalan menentang tindakan keras pasukan keamanan yang telah menewaskan puluhan orang sejak militer merebut kekuasaan bulan lalu.
Para pengunjuk rasa menuntut penyerahan penuh kepada pemerintahan sipil dan agar para pemimpin kudeta diadili di pengadilan.
Baca juga: Ibu Kota Negara Afrika Ini Diguncang Serangan Bom Bunuh Diri Kelompok ISIS, 3 Orang Tewas
Baca juga: Gerombolan Burung Beo Terbang di Beberapa Daerah Tokyo Mulai Resahkan Warga Jepang
Jenderal tertinggi Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, mengumumkan keadaan darurat pada 25 Oktober.
Dia membubarkan pemerintah dan menahan para pemimpin sipil.
Pekan lalu, al-Burhan menunjuk Dewan Penguasa yang baru, menggantikan pemerintah transisi negara itu, yang terdiri dari tokoh-tokoh sipil dan militer.
Itu dibentuk pada 2019 sebagai bagian dari perjanjian pembagian kekuasaan antara anggota tentara dan warga sipil dengan tugas mengawasi transisi Sudan ke demokrasi setelah pemberontakan rakyat yang menyebabkan penggulingan penguasa lama Omar al-Bashir.
(Tribunnews.com/Yurika)