TRIBUNNEWS.COM - Atlet tenis China, Peng Shuai, dikabarkan menghilang setelah membuat pengakuan soal dirinya mengalami pelecehan oleh mantan Wakil Perdana Menteri, Zhang Gaoli.
Mengenai kabar hilangnya bintang tenis itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pihaknya memerlukan bukti untuk melakukan tindak lanjut.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB juga menyerukan penyelidikan yang sepenuhnya transparan terhadap klaim mantan juara ganda Grand Slam itu terhadap Zhang Gaoli.
"Penting untuk memiliki bukti keberadaan dan kondisinya dan kami akan mendesak agar ada penyelidikan dengan transparansi penuh atas tuduhan serangan seksualnya," kata Liz Throssell, juru bicara kantor kepala hak asasi PBB Michelle Bachelet.
Liz Throssell menambahkan, sementara ini informasi yang didapatkan pihaknya mengatakan Peng Shuai belum mengklarifikasi pengakuannya secara terbuka.
Baca juga: Australia Ejek China soal Protes Kapal Selam Nuklir: Sangat Konyol
Untuk itu, penting bagi PBB mengetahui keberadaan dan kondisi Peng Shuai.
"Menurut informasi yang tersedia, Peng, mantan nomor satu dunia ganda, belum terdengar secara terbuka sejak dia menuduh di media sosial bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual," kata Liz Throssell sebagaimana dilansir Channel News Asia.
"Kami akan menekankan bahwa penting untuk mengetahui di mana dia berada dan keadaannya, mengetahui tentang kesejahteraannya," sambungnya.
Di samping itu, penyelidikan atas tuduhan Peng Shuai terhadap Zhang Gaoli sangat penting dilakukan.
"Kami pikir akan penting bahwa ada penyelidikan atas tuduhannya," kata Liz Throssell.
Peng Shuai (35), mantan juara ganda Wimbledon dan Prancis Terbuka, melalui media sosial China, Weibo, membuat pengakuan pelecehan seksual terhadap dirinya pada awal bulan ini.
Dalam pengakuannya, Peng Shuai menuduh Zhang Gaoli telah memaksanya untuk berhubungan seks.
Beberapa kali dalam rentang waktu yang cukup panjang, Zhang Gaoli memintanya berhubungan seks, kata Peng Shuai.
Klaim tersebut dengan cepat dihapus dari platform mirip Twitter itu.
Sejak saat itu pula, Peng Shuai tidak terlihat lagi hingga menimbulkan kekhawatiran yang meningkat atas kondisinya.
Baca juga: China Gunakan Ratusan Kapal Milisi Untuk Tegaskan Klaim di Laut China Selatan
Lebih lanjut, Liz Throssell mengatakan seringkali sangat sulit bagi korban kekerasan seksual untuk menyampaikan tuduhan mereka.
Menurutnya, pelecehan seksual ditemukan di setiap masyarakat, tetapi melaporkan kejadian itu menjadi sebuah tantangan bagi para korban.
"Serangan seksual ditemukan di setiap masyarakat."
"Seringkali menjadi tantangan bagi mereka untuk maju dan membuat tuduhan ini ke publik," katanya.
Sehubungan dengan kasus yang menimpa Peng Shuai, Liz Throssell menegaskan perlunya penyelidikan yang transparan.
Selain itu, sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban.
"Sehubungan dengan kasus Peng Shuai, kami menyerukan penyelidikan dengan transparansi penuh atas tuduhan penyerangan seksualnya," kata Liz Throssell
"Itu seharusnya menjadi kasus dalam semua tuduhan penyerangan seksual. Sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban, orang-orang yang telah menderita trauma yang mengerikan," jelasnya.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)