"Jika banyak batu apung terdampar dan kapal biasa tidak bergerak, produk di toko tidak akan sampai. Saya khawatir tentang masa depan karena saya mengandalkan kapal untuk persediaan di pulau itu," kata Hiroshi Tsukiana, yang mengelola toko di pulau itu.
Menurut Tokai Kisen--yang mengoperasikan kapal penumpang dan kapal kargo ke pulau itu--selain bahan makanan, kebutuhan sehari-hari dan bahan bakar seperti bensin juga dikirim ke pulau itu.
"Pada titik ini, tidak ada drifting skala besar yang telah dikonfirmasi, dan tidak ada masalah dengan operasi yang aman. Dalam kasus ibu kota, mungkin tidak cukup untuk menghentikan operasi," kata Tokai Kisen.
Baca juga: Perusahaan Pemasok Bensin Bakal Dapat Subsidi dari Pemerintah Jepang
Menurut Pemerintah Metropolitan Tokyo, tidak ada informasi bahwa sejumlah besar batu apung terdampar di Kepulauan Izu pada pukul 11.00, Sabtu (20/11/2021).
Ibu kota sedang melanjutkan dengan pemasangan perangkat khusus untuk mencegah air dalam jumlah besar mengalir ke pelabuhan.
Memasangnya di pelabuhan perikanan di tiga pulau pada tanggal 19 November dan pada sore hari ini di lima pelabuhan perikanan di Miyakejima dan akan menginstalnya.
"Kami juga menerbangkan drone di sekitar pagar untuk mengawasi sejumlah besar batu apung yang bisa mengganggu transportasi," ungkap seorang pejabat Pemda Tokyo.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.