News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Perbatasan Belarus-Polandia, Vladimir Putin Bela Presiden Lukashenko

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan ilustrasi gambar obat terlarang (kanan).

Sebelumnya, Polandia menolak menerima ratusan migran yang masih terjebak di perbatasan negara itu dengan Belarusia – kebanyakan orang Kurdi Irak.

Mereka telah berulang kali mencoba menerobos perbatasan Polandia, namun pasukan perbatasan Polandia mendorong mereka kembali menggunakan meriam air dan gas air mata.

Warsawa dan negara-negara Uni Eropa lainnya menuduh Minsk mengangkut migran ke Belarus dengan tujuan untuk menciptakan krisis imigrasi. Otoritas Belarusia dengan keras menyangkal klaim UE.

Masih terkait krisis migran di perbatasan Belarus-Polandia, Vladimir Putin mencatat sikap konfrontatif NATO akhir-akhir ini terhadap Moskow dengan terus-menerus memindahkan infrastrukturnya lebih dekat ke perbatasan Rusia.

Putin menekankan pembom strategis NATO sudah terbang hanya 20 kilometer jauhnya dari perbatasan Rusia.

Dia menyesalkan fakta NATO telah memutuskan semua jalur komunikasi dengan Rusia dengan mengusir perwakilannya. Putin mencatat keputusan Kremlin untuk menutup kantor aliansi di Moskow logis dalam situasi itu.

“Penting bahwa hukum dasar kita mengabadikan sikap dan nilai-nilai mendasar seperti kesetiaan kepada tanah air, penghormatan terhadap bahasa asli, sejarah, budaya, tradisi nenek moyang kita,” kata Putin.

“Segala sesuatu yang menyatukan orang-orang kita di sekitar cita-cita bersama menentukan vektor pengembangan negara Rusia yang merdeka dan berdaulat, negara Rusia yang cinta damai, anggota aktif komunitas internasional," tegasnya.

Setelah hubungan Rusia dan barat berubah menjadi lebih buruk pada tahun 2014, pasukan NATO secara rutin melakukan penerbangan dan misi angkatan laut di dekat perbatasan Rusia, terutama di Laut Hitam dan dekat barat laut negara itu.

Aliansi membenarkan tindakannya atas pertimbangan "menahan" Rusia dan mencegah dugaan agresi di masa depan di pihaknya. Moskow telah berulang kali mengecam pendekatan ini dan menyerukan untuk memulihkan kembali hubungan.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini