News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kansei Shunto Digunakan Pemerintah Jepang untuk Menaikkan Upah Karyawan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan Jepang, Koichi Hagiuda (57)

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kansei shunto atau campur tangan pemerintah dalam negosiasi buruh-manajemen dalam pertempuran musim semi, digunakan pemerintah Jepang untuk menaikkan upah para karyawan.

"Dikatakan bahwa pemerintah masuk dan merundingkan kenaikan upah (dengan perusahaan), yang merupakan bagian dari shunto buatan pemerintah," ungkap Tsuneki Yui, pengacara firma hukum ZeLo baru-baru ini.

Menurutnya, penting untuk menaikkan upah secara seragam dan menaikkan bagian bawah pula.

Di sisi lain, sekarang semakin terdiversifikasi dan sumber daya manusia secara bertahap menjadi lebih lancar, lebih baik untuk berpikir sedikit lebih banyak oleh kalangan industri.

"Misalnya, saya ingin Anda mendiskusikan cara menaikkan kompensasi sesuai hasil, seperti fokus pada insinyur (menaikkan upah). Maka perlu dipikirkan lebih lanjut hal tersebut," ujarnya.

Khusus untuk insinyur, pergi ke Amerika Serikat menghasilkan lebih banyak pendapatan, sehingga Tsuneki Yui khawatir tentang arus sumber daya manusia "lari" ke luar negeri.

"Tidak akan tumbuh lagi hanya dengan meminta perusahaan menaikkan upah dan menaikkan bagian bawah. Jika demikian maka sumber daya manusia akan mengalir satu demi satu dan pendapatan pajak akan hilang. Kekuatan nasional Jepang terus menurun, sementara basisnya meningkat. Saya khawatir tentang situasi di mana Jepang tidak akan tumbuh sama sekali," ujarnya.

Baca juga: Truk Ringan EV untuk Industri Logistik Mulai Diperkenalkan di Jepang

Akhirnya, hal itu menimbulkan rasa krisis.

"Jika pertumbuhan berhenti, tidak mungkin menaikkan upah secara seragam, menciptakan lingkaran setan jadinya," kata dia.

Di sisi lain, ia menyebutkan bahwa mobilitas sumber daya manusia besar di Amerika Serikat dan serikat pekerja yang kuat berdasarkan industri di Eropa.

"Dalam hal itu, upah terus meningkat untuk pekerjaan penting."

Meskipun negara akan berkembang tanpa keluarnya sumber daya manusia, dengan jelas dinyatakan bahwa "Jepang masih merupakan bagian yang lemah."

"Saya berpikir, jika Anda hanya mengatakan seragam, itu akan kembali pada akhirnya."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini