TRIBUNNEWS.COM – Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan sejumlah pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Suriah menjadi sasaran serangan pada Selasa (24/11/2021). Namun tidak ada korban luka atau kerusakan.
“Ada serangan yang diarahkan ke pangkalan yang menampung Pasukan Koalisi; namun serangan ini gagal dan tidak berdampak pada daerah dekat pangkalan tersebut,” kata seorang pejabat CENTCOM kepada Al Arabiya.
Sebelumnya pada hari itu, kantor berita pemerintah Suriah melaporkan bahwa lima roket ditembakkan ke bandara militer Kharab al-Jir.
Kantor berita SANA menyebutkan bahwa bandar aitu digunakan oleh “pendudukan AS” sebagai pangkalan. Tetapi tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan.
Pasukan Koalisi pimpinan AS telah mendapat kecaman pada beberapa kesempatan di Irak dan Suriah.
Baca juga: Serangan Bom di Suriah Menewaskan 13 Personel Militer, Polisi: Ini Tindakan Pengecut
Baca juga: Suriah Puji Jenderal Iran yang Bantu Pimpin Perang Lawan Teroris
Kelompok teroris dan milisi yang didukung Iran berada di balik serangan, yang tampaknya meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Para pejabat dan jenderal AS telah berulang kali menyatakan bahwa AS tidak akan mundur dari kedua negara sampai ancaman ISIS benar-benar dikalahkan.
“ISIS dan al-Qaida di Suriah menimbulkan ancaman abadi bagi kepentingan keamanan nasional AS, khususnya melalui lebih dari 10.000 tahanan ISIS yang ditahan di fasilitas darurat di timur laut Suriah bersama dengan puluhan ribu pengungsi yang hidup dalam kondisi melarat di kamp-kamp pengungsian yang terlalu padat,” kataseorang pejabat Gedung Putih sebelumnya mengatakan kepada Al Arabiya English.
Serangkaian Serangan
Bulan lalu, CENTCOM juga menyatakan bahwa sebuah serangan yang disengaja dan terkoordinasi menggunakan drone dan tembakan tidak langsung menargetkan pasukan AS di pangkalan AS di At-Tanf di Suriah, dekat perbatasan dengan Yordania.
Baca juga: Serangan Udara Hancurkan Gudang Senjata Milisi Iran di Suriah
Baca juga: Amerika Serikat Lancarkan Serangan Udara di Suriah dan Irak, Targetkan Milisi yang Didukung Iran
“Kami mempertahankan hak membela diri yang melekat dan akan merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih," ujar Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat, mengatakan dalam sebuah pernyataan Oktober lalu, seperti dilansir dari CNN.
AS mempertahankan keberadaan sekitar 900 tentara di Suriah, sebagian besar terbagi antara pangkalan At-Tanf dan ladang minyak timur negara itu.
Pangkalan itu berada di dalam zona dekonflik seluas 20 mil persegi di dekat perbatasan Suriah dengan Yordania.
Zona ini didirikan oleh Rusia dan koalisi pimpinan AS untuk mencegah kedua belah pihak melakukan kontak yang tidak disengaja.
Daerah itu telah menyaksikan pertempuran sengit dalam beberapa tahun terakhir antara pasukan AS dan ISIS, yang telah memegang pijakan di daerah tersebut.
Baca juga: Serangan Drone AS Habisi Pemimpin Senior Al Qaeda di Suriah
Baca juga: Organisasi Terlarang JI Sengaja Kirim Kader ke Afghanistan-Suriah untuk Latihan Tempur
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan itu. Namun, milisi Syiah yang didukung Iran di wilayah tersebut, telah sering menargetkan pasukan AS di Suriah dan Irak.
Pada akhir Juni, selama periode meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran, roket mendarat di pangkalan AS di Suriah timur, dengan para pejabat AS dengan cepat menyalahkan milisi Syiah yang didukung Iran.
Serangan roket itu terjadi satu hari setelah militer AS menyerang fasilitas yang digunakan oleh milisi.
AS melakukan serangan udara terhadap dua fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di Suriah dan Irak karena peningkatan jumlah serangan roket terhadap pasukan dan pangkalan AS di Irak.
Tindakan pertama militer AS yang diketahui di bawah Presiden Joe Biden terjadi pada Februari ketika menyerang sebuah situs di Suriah yang digunakan oleh dua kelompok milisi yang didukung Iran.
Baca juga: Drone Kamikaze Zala Lancet Rusia Sukses Hantam Target Teroris di Suriah
Serangan ini sebagai tanggapan atas serangan roket terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Serangan itu menimbulkan kekhawatiran di antara anggota parlemen, yang mengatakan Biden tidak meminta otorisasi kongres yang diperlukan.
Gedung Putih mengatakan serangan itu didukung oleh Pasal II Konstitusi serta piagam PBB.
Pada akhir September, AS melakukan serangan udara yang menargetkan seorang pemimpin senior Al Qaeda di kota barat laut Idlib di Suriah. (Tribunnews.com/Alarabiya/CNN/Hasanah Samhudi)