TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Amerika Serikat dan Korea Selatan akan memperbarui pedoman strategis militer mereka atas meningkatnya ancaman dari Korea Utara.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari Korea Selatan Suh Wook menyepakati pedoman perencanaan strategis baru, yang akan digunakan untuk merevisi rencana operasi masa perang bersama dalam pertemuan tahunannya.
“Kami menegaskan kembali penilaian bersama kami bahwa DPRK terus memajukan program rudal dan senjatanya, yang semakin mengganggu stabilitas keamanan regional,” kata Austin pada konferensi pers setelah pertemuan di Seoul, Kamis (2/12/2021).
Austin menyebut Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), merujuk pada Republik Rakyat Demokratik Korea adalah nama resmi Korea Utara.
“Kedua negara tetap berkomitmen untuk pendekatan diplomatik ke DPRK dan kami terus menyerukan DPRK untuk terlibat dalam dialog," kata Austin, seperti dikutip dari UPI.
Baca juga: Uji Coba Roket Korsel Picu Perlombaan Senjata dengan Korut
Baca juga: Ujicoba Rudal Korut Siagakan Korsel dan Jepang
"Tetapi kami juga membahas langkah-langkah untuk meningkatkan upaya pencegahan gabungan kami dan untuk mempertahankan diri dari berbagai ancaman,” katanya.
Korea Utara menunjukkan banyak senjata baru pada bulan September dan Oktober.
Persenjataan itu termasuk rudal jelajah jarak jauh, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan apa yang diklaim Pyongyang sebagai senjata hipersonik.
Korea Utara juga disebut secara substansial mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya sejak pedoman strategis yang ada disusun lebih dari sepuluh tahun yang lalu, mempercepat kebutuhan untuk pembaruan.
“Sementara [panduan perencanaan strategis] yang ditandatangani pada tahun 2010 masih berlaku, ada perubahan pada ancaman yang kami hadapi serta perubahan pada organisasi militer kami dan struktur pertahanan gabungan,” kata Suh pada konferensi pers.
Baca juga: Kim Yo-jong Muncul Lagi, Adik Pemimpin Korut Kim Jong-un Itu Kecam Keras Menlu Korsel
Baca juga: Latihan Militer Gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan Dikecam Korut
Menteri Pertahanan Korea Selatan juga mengkonfirmasi bahwa kehadiran militer AS di Semenanjung Korea akan tetap pada tingkat saat ini sekitar 28.500 tentara.
Dalam komunike bersama yang dikeluarkan Kamis, Amerika Serikat berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan pencegahan ke Korea Selatan.
“Memanfaatkan berbagai kemampuan pertahanan AS, termasuk kemampuan pertahanan nuklir, konvensional dan rudal,” sebut komunike itu.
Kedua belah pihak juga membahas peningkatan peran Korea Selatan sebagai mitra keamanan regional, terutama karena Amerika Serikat telah mencari dukungan di antara sekutu untuk melawan China.