Komunike tersebut mengakui pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Baca juga: Kim Jong Un Sebut KorUt Tak Akan Ada Perang Lagi Berkat Miliki Senjata Nuklir: Masa Depan Terjamin
Baca juga: Potret Satelit Indikasikan Korut Siapkan Kendaraan Peluncur Rudal Antar-Benua Jelang Parade Militer
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan telah berjanji untuk merebutnya kembali dengan paksa jika perlu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah secara signifikan meningkatkan tekanan militernya, mengirim pesawat ke wilayah udara Taiwan secara teratur dan mempraktikkan latihan pendaratan pantai di provinsi terdekat.
Pada hari Kamis (2/12/2021), Austin mengkritik pengembangan senjata hipersonik China, dengan mengatakan bahwa hal itu meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
"Kami memiliki kekhawatiran tentang kemampuan militer yang terus dikejar RRT," katanya.
"Itu hanya menggarisbawahi mengapa kami menganggap RRT sebagai tantangan kami," katanya.
Baca juga: Perang Propaganda, Korut Siapkan Serangan Balasan, 12 Juta Selebaran Anti-Korsel Bakal Disebar
Baca juga: Kecam Aliansi Indo-Pasifik AS, Korut Akan Balas Jika Berdampak Pada Keamanannya
“Kami akan terus mempertahankan kemampuan untuk mempertahankan dan mencegah berbagai potensi ancaman dari RRT terhadap diri kami sendiri dan sekutu kami,” kata Austin.
Namun, masalah China tetap menjadi masalah pelik bagi Korea Selatan, yang harus mempertimbangkan hubungan ekonominya dengan mitra dagang nomor satu.
Pada hari Kamis, Suh mengatakan bahwa peran Seoul dalam keamanan regional belum ditentukan.
Para kepala pertahanan mengatakan pada hari Kamis bahwa kemajuan telah dibuat dalam memenuhi persyaratan untuk transfer dan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan penilaian kemampuan operasional penuh tahun depan. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)