"Saya malu karena gubernur meminta maaf, jadi saya menerima perasaannya saja," ucap Aiko Sano, ketua Klub Warga Prefektur Fujinokuni.
Beberapa pernyataan Gubernur Kawakatsu selama ini dianggap sebagai masalah dan sangat kontroversial.
Nobuhiro Tanabe, Walikota Tanabe Shizuoka bulan Juli 2015 dalam acara resmi dan umum dipanggilnya sebagai "Kimi" (Red.: bahasa Indonesia: lo, hanya diucapkan saat santai bicara kepada sahabat sendiri).
Kemudian kasus April 2017.
"Saya menargetkan untuk 3 pemilihan, tetapi jika partisipasi pemilih kurang dari 50 persen, saya mengumumkan bahwa saya akan mengundurkan diri bahkan jika saya menang."
Tapi setelah Kawakatsu menang, dia berkata, "Ada langkah untuk menurunkan jumlah pemilih. Saya tidak peduli dengan jumlah pemilih. Jumlah pemilih adalah 46,44%."
Kemudian 19 Desember tahun lalu Kawakatsu menyebutkan kata Yakuza dan Gorotsuki (penjahat) di dalam sidang DPRD.
Meskipun dia tidak secara jelas mengakui pernyataan yang tidak pantas pada konferensi pers reguler, dia menarik ucapannya itu pada konferensi pers luar biasa pada hari berikutnya.
Komentar kepada mantan Perdana Menteri Yoshihide Suga "Saya bukan orang terpelajar" bulan Oktober 2008.
Baca juga: Biaya Pengeluaran Olimpiade/Paralimpiade Tokyo Jepang 150 Miliar Yen Lebih Rendah dari Anggaran
Dalam isu penolakan penunjukan Dewan Sains Jepang, dia menyebut mantan Perdana Menteri Suga secara tidak sengaja membeberkan tingkat pendidikannya.
Pada bulan Desember 2008, dia meminta maaf, "Saya memberitahu Anda bahwa saya telah membuat pernyataan yang tidak pantas. Saya minta maaf," ujarnya.
Mengenai pernyataan pengunduran diri Yoshiro Mori, ketua Tokyo Oripara Organizing Committee yang menghina perempuan, Kawakatsu mengatakan, "Pernyataan Mori itu sangat tidak pantas."
Padahal kawakatsu Juni lalu mendiskriminasi wanita juga dengan ucapannya.
Lalu ucapannya Oktober 2021 mengengai beras Gotemba Koshihikari, "Hanya orang Gotemba makan Koshihikari," dianggap menghina orang Gotemba.