“Saya menyerukan kepada negara-negara Anggota untuk secara signifikan meningkatkan tekanan pada junta sebagai akibat dari tindakan keterlaluan ini,” katanya.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Berpesan Agar Warga Myanmar Lebih Berhati-hati Terhadap Covid-19
Baca juga: Sekjen PBB Serukan Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi, Demonstran Bakar Seragam Tentara
'Kekuatan yang kuat'
Putri pahlawan kemerdekaan Myanmar dari pemerintahan kolonial Inggris, Aung San Suu Kyi menjalani tahanan rumah bertahun-tahun di bawah rezim militer sebelumnya.
Dia dibebaskan pada 2010 dan memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan telak dalam pemilihan 2015.
Partainya menang telak lagi pada November 2020. Tetapi pihak militer mengklaim pemungutan suara itu dicurangi dan merebut kekuasaan pada 1 Februari. Komisi pemilihan mengatakan tidak ada bukti penipuan.
Negara-negara Barat telah menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan mengutuk kekerasan sejak kudeta.
Baca juga: Perwakilan ASEAN untuk Atasi Krisis Myanmar Temui Junta, Minta Akses ke Aung San Suu Kyi
Baca juga: Junta Myanmar Memulai Persidangan Pertama Aung San Suu Kyi Sejak Kudeta 1 Februari
Pada hari Senin, Inggris mengatakan hukuman pemimpin terpilih adalah upaya mengerikan lain oleh rezim militer Myanmar untuk melumpuhkan oposisi dan menekan kebebasan dan demokrasi.
Inggris menyerukan rezim untuk membebaskan tahanan politik, terlibat dalam dialog dan memungkinkan kembalinya demokrasi.
Anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR), sekelompok anggota parlemen Asia Tenggara, juga mengutuk hukuman Senin sebagai "parodi keadilan".
“Sejak hari kudeta, sudah jelas bahwa tuduhan terhadap Aung San Suu Kyi, dan lusinan anggota parlemen lainnya yang ditahan, tidak lebih dari alasan oleh junta untuk membenarkan perebutan kekuasaan ilegal mereka,” kata Charles Santiago, seorang legislator Malaysia yang mengepalai APHR.
Perhimpunan regional untuk Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), yang telah mempelopori upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis di Myanmar, harus bertahan melawan pengambilalihan ilegal ini,” katanya.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Hadiri Persidangan, Sebut Sejumlah Kesaksian Itu Salah
Baca juga: Aung San Suu Kyi Berterima Kasih atas Gerakan Bunga Pendukungnya, Beri Cokelat ke Pengacara
seraya menambahkan bahwa keputusan hari Senin menunjukkan
“Ini penghinaan junta yang berkelanjutan terhadap ASEAN dan rencana perdamaiannya, yang telah disepakati dengan militer Myanmar pada bulan April dan termasuk memulai dialog antara pihak-pihak yang berseberangan di negara tersebut,” ujarnya tentang keputusan pengadilan Senin lalu. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)