Faizasyah mengatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan keterpurukan ekonomi sosial yang sangat berat bagi masyarakat di berbagai belahan dunia.
Pandemi juga telah menjadi tantangan bagi sistem demokrasi.
Lewat penyelenggaraan BDF, dunia dapat mempelajari bagaimana demokrasi tetap bisa menjadi salah satu sistem pemerintahaan yang efektif menjalankan fungsi pemerintahan.
Walaupun di sisi lain, dunia harus menerapkan berbagai ketentuan protokol kesehatan (prokes) dan pembatasan ruang gerak masyarakat, khususnya untuk menghindari penyebaran covid-19.
“Ternyata ada 1 keperluan yang dari sisi tatanan demokrasi menjadikan satu hal yang mengurangi hak berekspresi bergerak atau bertindak dari masyarakat,” ujarnya.
Menteri luar negeri dari sejumlah negara akan memberikan pidato singkat baik secara virtual maupun memberikan paparan singkat lewat rekaman.
Diharapkan para Menteri menceritakan pengalaman terbaik mereka dalam mengatasi 3 isu besar yaitu isu kemiskinan, kesetaraan (equality atau inequality), dan isu inklusivitas.
“Jadi 3 tema besar ini akan menjadi bahasan dari menteri-menteri yang sudah kita identifikasi melihat pengalaman terbaik mereka dalam mengatasi salah satu dari tantangan tersebut, bagaimana mereka tetap bisa menjalankan roda pemerintahan di bawah sistem demokrasi yang dijalankannya, bisa mengatasi masalah kemiskinan, inequality dan juga tantangan terkait inklusivitas,” kata Faizasyah.(*)