TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden AS, Donald Trump mencaci maki sekutu dekatnya, mantan PM Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Jumat (10/12/2021).
Dilansir CNN, dalam wawancara yang dilakukan pada April dan dirilis Axios pada Jumat ini, Trump mengaku dikhianati Netanyahu.
Ini lantaran Netanyahu mengucapkan selamat kepada Joe Biden yang terpilih menjadi Presiden AS.
"Ini masih pagi. Oke? Mari kita begini -- dia (Netanyahu) menyapanya sangat awal."
"Lebih awal dari kebanyakan pemimpin dunia. Saya tidak berbicara dengannya sejak itu. Persetan dengannya (F**k him)," kata Trump kepada jurnalis Israel Barak Ravid.
Baca juga: Mantan Ajudan Donald Trump Ditegur saat Memutar Lagu Taylor Swift di Gedung Putih: Mau Dipecat?
Baca juga: AS dan Israel Akan Bahas Latihan Militer Sebagai Skenario Terburuk Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran
Trump menjelaskan alasannya sangat sakit hati dengan mantan pemimpin Israel itu sampai putus hubungan.
"Tidak ada orang yang melakukan lebih banyak untuk Netanyahu daripada saya. Tidak ada orang yang melakukan untuk Israel lebih dari saya."
"Dan orang pertama yang berlari untuk menyambut Joe Biden adalah Netanyahu."
"Dan dia tidak hanya memberi selamat padanya – dia melakukannya itu dalam sebuah video," ujar Trump.
Presiden AS ke-45 ini membandingkan ucapan selamat Netanyahu dengan pemimpin dunia lain.
Seperti Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang menunggu beberapa bulan.
Hal yang sama dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin serta pemimpin Meksiko.
"Mereka semua juga merasa bahwa pemilu telah usai. Tapi mereka juga menunggu."
"Tidak ada yang melakukan lebih dari saya untuk Bibi (Netanyahu). Uang juga. Kami memberi mereka banyak uang dan memberi mereka tentara. Kami melakukan segalanya," jelas Trump.
Sepanjang kepemimpinannya, Donald Trump melakukan banyak hal untuk Israel khususnya kepada sekutunya Benjamin Netanyahu.
Mulai dari mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel hingga mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang direbut dari Suriah selama perang pada tahun 1967.
Diketahui, Netanyahu mengucapkan selamat kepada Joe Biden di akun Twitternya dan via video yang dirilis pada 8 November 2020.
Ucapan itu ia lakukan sehari setelah perhitungan suara menunjukkan Biden menang.
Netanyahu, dalam postingannya mengatakan, memiliki hubungan pribadi yang "panjang & hangat" selama hampir 40 tahun dengan Biden.
Ia melihat presiden baru AS itu sebagai "teman baik Israel" dan berharap untuk bekerja sama.
Dalam cuitan terpisah, Netanyahu berterima kasih kepada Trump atas semua andil yang dilakukan mantan presiden itu kepada Israel.
Baca juga: Cegah Skandal Peretasan, Israel Perketat Kebijakan Ekspor Teknologi Siber
Baca juga: Naftali Bennett, Perdana Menteri Baru Israel yang Berhasil Akhiri Jabatan 12 Tahun Netanyahu
Meskipun memposting ucapan selamatnya secara online, Netanyahu tidak langsung menelepon Biden setelah pemilihan.
Dia menunggu dua minggu untuk menghubungi Biden, yang mana menuai kritik dari beberapa orang di Israel.
Jurnalis Barak Ravid berbicara dengan Trump dua kali pada 2021 ini sebagai bagian dari penelitian buku baru tentang Kesepakatan Abraham (Abraham Accords), yang akan diterbitkan pada Minggu.
Kutipan dari wawancara itu muncul di harian terlaris Israel Yedioth Ahronoth, serta situs berita Axios yang berbasis di AS.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)