Beberapa negara mempercepat peluncuran suntikan booster sebagai tanggapan terhadap Omicron.
Studi terbaru tentang vaksin Pfizer/BioNTech menunjukkan vaksin itu menghasilkan antibodi penetralisir yang jauh lebih sedikit terhadap Omicron dibandingkan varian awal.
Tetapi kekurangan itu dapat dibalikkan dengan tusukan ketiga atau booster.
Dr Tedros mengatakan booster dapat memainkan peran penting dalam mengatasi penyebaran Covid-19, tetapi itu adalah "masalah prioritas".
Baca juga: Inggris Laporkan Kematian Pertama Akibat Varian Omicron
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Positif Covid-19, Gejala Ringan dan Jalani Isolasi Mandiri
"Urutan itu penting. Pemberian booster kepada kelompok yang berisiko rendah terhadap penyakit parah atau kematian hanya membahayakan nyawa mereka yang berisiko tinggi yang masih menunggu dosis utama mereka karena keterbatasan pasokan," katanya.
Pasokan untuk program berbagi vaksin global Covax telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Tetapi para pejabat kesehatan dunia khawatir akan terulangnya kekurangan puluhan juta dosis yang terjadi pada pertengahan tahun ini, sebagian karena India menangguhkan ekspor selama lonjakan kasus di sana.
Di negara-negara miskin, beberapa orang yang rentan bahkan belum menerima dosis satupun.
Situasi Covid-19 di berbagai belahan dunia
Masih dilansir BBC, berikut situasi Covid-19 di beberapa negara.
- Lebih dari 800.000 orang Amerika kini telah meninggal karena virus corona, jumlah kematian nasional tertinggi yang tercatat dari pandemi global
- Pemerintah Inggris mengumumkan pada hari Selasa bahwa semua 11 negara yang masuk dalam daftar merah perjalanan akan dihapus.
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan varian Omicron telah menyebar begitu luas sehingga aturan tidak lagi memiliki banyak tujuan.
- Italia telah memperpanjang keadaan darurat hingga 31 Maret 2022, dengan alasan kekhawatiran atas Omicron.