Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Johor Bahru melaporkan adanya peristiwa Kapal Tenggelam di Tanjung Balau Kota Tinggi Johor pada Rabu (15/12/2021) atau pukul 05.00 waktu setempat.
Dalam siaran persnya, sebanyak 11 orang yang warga Indonesia (WNI) tewas dalam insiden tersebut.
KJRI Johor Bahru menerima laporan kapal tenggelam dari Pusat Kawalan Operasi Maritim (MRSC) Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Negeri Johor dan IPD (Polres) Kota Tinggi Johor pada Rabu (15/12/2021) sekitar pukul 09.00.
“Satgas KJRI Johor Bahru telah mendatangi lokasi kejadian dan bertemu dengan Timbalan Pengarah Operasi APMM Negeri Johor, Tn Simon dan Kapolres Kota Tinggi, Inspektur Zaireal untuk mendapatkan informasi dan koordinasi penanganan lebih lanjut,” tulis pernyataan itu.
Baca juga: Sepanjang 2021, KKP Tangkap 167 Kapal Pelaku Ilegal Fishing
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua pejabat tersebut didapati informasi bahwa kapal karam tersebut diduga membawa sejumlah 50 WNI.
Sebanyak 11 orang ditemukan meninggal dunia yang terdiri dari 7 orang laki-lai dan 4 orang perempuan
Sebanyak 14 orang selamat yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.
Dari 2 orang perempuan yang selamat, 1 orang telah dirawat di Hospital Kota Tinggi karena kondisi kritis akibat kekurangan cairan atau dehidrasi.
Dari orang laki-laki yang selamat, pihak polisi Malaysia menduga satu orang diantaranya sebagai pelaku TPPO (tekong).
Adapun 14 orang yang selamat telah diamankan oleh pihak Angkatan Tentara Malaysia (ATM) di Tanjung Sepang Kota Tinggi untuk dilakukan penyidikan dan PCR tes pada Kamis (16/12/2021) ini.
“Jenazah pada pukul 13.30 WS telah dibawa ke Hospital Sultan Ismail (HSI) Johor untuk keperluan otopsi, PCR tes dan identifikasi (pengambilan sidik jari) oleh pihak forensik HIS,” lanjutnya.
Selanjutnya Satgas KJRI Johor Bahru pada pukul 14.30 WS mendatangi tempat terjadinya kapal karam untuk mencari dokumen/identitas penumpang kapal.
Berdasarkan informasi dari aparat terkait di tempat kejadian, diduga kapal karam tersebut saat menurunkan penumpang di sekitar perairan Tanjung Balau lalu dihantam ombak besar akibat cuaca buruk.
Akibat dihantam ombak, kapal dalam posisi terbalik di tepi pantai dan ditemukan 1 orang jenazah terperangkap dalam kapal terbalik dan 10 jenazah lainnya ditemukan di daratan sekitar 30 meter dari tepi pantai.
Adapun jenis kapal yang digunakan yaitu Boat Pancung dengan ukuran Panjang 25 meter dan lebar 3 meter dilengkapi 4 mesin dengan kapasitas masing-masing mesin 200 HP, berangkat dari Tanjung Uban Keppri.
Informasi terbaru, pagi ini telah ditemukan 5 orang jenazah lagi, yakni 3 laki-laki dan 2 perempuan yang identitasnya masih diselidiki.