Dia menghembuskan nafas terakhir setelah 17 tahun menjadi sosok diktator di Korea Utara.
Sebenarnya, hari berkabung tahunan untuk Kim Jong Il diadakan selama 10 hari.
Namun tahun ini ditambah menjadi 11 hari untuk menandai peringatan ke-10 kematiannya.
Sumber lain, seorang penduduk di Provinsi Hwanghae Selatan mengatakan, polisi dikerahkan untuk mengawasi orang-orang yang tidak terlihat sedih selama periode berkabung.
"Dari hari pertama Desember, polisi memiliki tugas khusus untuk menindak warga yang merusak suasana berkabung."
"Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa aparat penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali," jelas sumber ini.
Sumber itu juga menambahkan, kelompok warga dan perusahaan milik negara telah diperintahkan untuk masyarakat miskin selama masa berkabung.
Diketahui saat ini Korea Utara tengah menghadapi krisis pangan akibat penguncian perbatasan dengan China sebagai dampak Covid-19.
"Ketertiban dan keamanan sosial harus dipastikan, sehingga perusahaan bertanggung jawab mengumpulkan makanan untuk diberikan kepada penduduk dan karyawan yang tidak dapat datang bekerja karena kekurangan makanan."
"Warga juga harus bekerja sama untuk membantu kotjebi (pengemis jalanan Korea Utara)," ujar sumber.
Sumber warga Korut yang tak disebutkan namanya ini menambahkan, hari berkabung untuk Kim Jong Il dan ayahnya Kim Il Sung berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.
"Saya hanya berharap bahwa masa berkabung untuk Kim Jong Il akan dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung untuk Kim Il Sung."
"Warga mengeluh bahwa yang hidup dipaksa untuk meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati," katanya.
Hingga kini, tiga generasi Kim telah memerintah Korea Utara sejak Kim Il Sung mendirikan negara komunis itu pada 1948.